Sebanyak 41 Desa di Brebes Berpeluang Krisis Air
BREBES - Sebanyak 41 desa pada 12 kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng), berpotensi krisis air bersih. Demikian data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Itu yang berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Hanya saat ini, belum ada," ujar Kepala BPBD Brebes, Nushy Mansur, beberapa saat lalu.
Baca juga:
Kemarau, 360 Desa di Jateng Terancam Kekeringan
Debit Air Waduk di Jateng Susut 24 Persen
Puso, Tanaman Padi Jadi Pangan Ternak
Wilayah tersebut mencakup Kecamatan Tanjung, Bulakamba, Brebes, Kersana, Bantarkawung, dan Bumiayu. Lalu Sirampog, Tonjong, Losari, Larangan, Ketanggungan, dan Banjarharjo.
Meski begitu, dia mengakui, kekeringan telah terjadi. Diprakirakan berlangsung sejak Juni-Oktober. Lebih cepat daripada tahun lalu. Agustus-November.
"Saat ini baru terjadi di area persawahan. Untuk pemukiman, belum ada," ucapnya.
BPBD bakal berkoordinasi dengan instansi terkait. Mengantisipasi kekeringan. Meliputi Palang Merah Indonesia (PMI), Pramuka, dan Polri-TNI. Juga swasta.
"Kendalanya, jika ada permintaan air bersih di wilayah selatan. Karena jaraknya sangat jauh," katanya.
Rencananya, masalah itu disiasati dengan mengambil air dari sumber-sumber terdekat. Kecamatan Bumiayu, Sirampog, atau Salem. Misalnya.
"Kami juga berupaya mencari alternatif lain. Agar kebutuhan air bersih untuk daerah selatan saat kemarau nanti dapat terpenuhi," tambahnya.
Terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes, M. Furqon, menerangkan, kekeringan melanda 1.412,5 hektare. Seluruhnya ditanami padi.
"Diperkirakan akan terus meluas. Seiring datangnya musim kemarau," jelasnya, menukil Tribun Jateng.
DPKP telah melakukan beragam upaya. Mengantisipasi kekeringan. Seperti menyiapkan alat mesin pertanian (alsintan) pendukung. Baik pompa air maupun sumur pantek. Termasuk mengidentifikasi sumber-sumber air yang bisa digunakan.