Debit Air Waduk di Jateng Susut 24 Persen
SEMARANG - Debit air sejumlah tempat penyimpangan di Jawa Tengah (Jateng) berkurang sejak awal musim kemarau. Penurunan mencapai 24 persen.
Fenomena terjadi di 41 titik. Seperti Waduk Malahayu, Cacaban, Tempuran, Kedungombo, Penjalin, Wadaslintang, Jatibarang, dan Jombor. Terparah di Waduk Tempuran.
"Tidak hanya waduk saja. Sungai juga mengalami penyusutan debit air," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng, Eko Yunianto, di Kota Semarang, Selasa (25/6).
Baca juga:
Kemarau, 360 Desa di Jateng Terancam Kekeringan
Ribuan Hektare Sawah Terimbas Kekeringan Waduk Botok
Kemarau, Akademisi Anjurkan Pergiliran Irigasi
Pusdataru kini berupaya mempercepat proses pemeliharaan seluruh waduk di 35 kabupaten/kota. Guna menjaga irigasi ke lahan pertanian. Sekaligus memperkuat daya tampung waduk.
"Paling tidak kami sudah memelihara 41 waduk. Atau setara 1,8 miliar meter per kubik. Agar daya tampung air dapat terjaga," ucap dia.
Dia menambahkan, irigasi di Jateng umumnya mengandalkan aliran air sungai. Sehingga, kebutuhan air lahan pertanian kian susut.
"Sekarang sudah terasa. Ada banyak keluhan petani yang kekurangan pasokan untuk air irigasinya," katanya, dilaporkan Antara.
Terkait masalah itu, Pusdataru telah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait. "Kita harus ada upaya yang maksimal. Untuk menolong para petani," pungkas Eko.