Kekeringan Landa Boyolali dan Kabupaten Tegal
BOYOLALI - Tiada perubahan wilayah kekeringan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), pada kemarau 2019. Meski bertambah dua kecamatan.
"Tambah dua kecamatan, karena ada pemekaran wilayah," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, Jumat (28/6).
Baca juga:
Kemarau, 360 Desa di Jateng Terancam Kekeringan
Sejumlah Daerah Akan Kemarau 7 Bulan
Debit Air Waduk di Jateng Susut 24 Persen
Lokasi-lokasi tersebut langganan krisis air bersih. Totalnya 55 desa di delapan kecamatan. Kecamatan Juwangi, Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosamodro, Musuk, dan Tamansari.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali pun telah menerbitkan surat keputusan (SK) tanggap darurat kekeringan. Berlangsung 1 Juli-30 September.
Dia menambahkan, BPBD dan pemkab menyediakan anggaran penanganan air bersih. Jumlahnya sekitar 600-an tangki.
Ada pula bantuan dari pihak ketiga. Baik swasta maupun badan usaha. Terakumulasi sekitar 900-1.000 tangki.
Masyarakat bisa mengajukan bantuan air bersih. Melalui pemerintah desa (pemdes). Lalu disampaikan ke camat dan ke pemkab.
Kekeringan juga melanda Kabupaten Tegal. Terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Kini tengah dilakukan pendataan. "Dijadikan dasar pemberian bantuan air bersih," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Evakuasi dan Kebencanaan BPBD Kabupaten Tegal, Suprayitno.
Sementara, Palang Merah Indonesia (PMI) setempat telah mendistribusikan bantuan air. "Sejak beberapa hari," ujar Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal, Sunarto.
PMI mencatat, kekeringan melanda 20 desa di lima wilayah. Kecamatan Warureja, Suradadi, Jatinegara, Kedungbanteng, dan Balapulang. Bencana, menukil detikcom, diprediksi terjadi hingga September.
Ditaksir butuh 75 tangki. Setara 275 ribu liter air bersih. Untuk disalurkan kepada 15 ribu kepala keluarga (KK). Atau 60 ribu jiwa terdampak kekeringan.