Salatiga Tetap Status Siaga DBD
Salatiga - Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), menetapkan status siaga demam berdarah dengue (DBD). Sebab, puluhan warganya terjangkit virus yang dibawa Aedes aegypti.
"Kasusnya setiap hari bertambah. Dari rekap data sementara berkisar 20. Tapi, saya prediksi lebih, karena semua belum terlapor," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Salatiga, Siti Zuraidah, Jumat (1/2).
Baca juga:
Kasus DBD di Salatiga Naik pada 2018
12 Warga Jateng Meninggal karena DBD
Jangan Berharap 'Fogging' untuk Cegah DBD
Berdasarkan laporan yang diterima, kata dia, ditemukan jentik nyamuk hampir di semua wilayah. Dinkes pun telah melakukan pencegahan awal berupa penyuluhan dan pemeriksaan berkala.
"Pemberantasan nyamuk dewasa dengan fogging di daerah-daerah endemis dan ditemukan kasus sementara itu," terangnya. Pengasapan bersifat sementara, lantaran nyamuk tak mati total.
Daerah endemis DBD, seperti Kecamatan Sidomukti, Argomulyo, dan Sidorejo. "Temuan sementara di Kelurahan Mangunsari, Tegalrejo, Dukuh Kalicacing, Sidorejo Lor, dan Blotongan," urainya.
Di sisi lain, Zuraidah menerangkan, kasus DBD di Salatiga trennya naik-turun. Terdapat 13 kasus pada 2011, naik menjadi 24 kasus pada 2012 dan 57 penderita pada 2013.
Sedangkan pada 2018, tercatat 27 terserang DBD. Selama Januari 2019, tercatat baru 20 orang.
Sulit Dikendalikan
Dirinya mengungkapkan, penyebaran DBD sulit dikendalikan. Pasalnya, nyamuk sudah kebal terhadap sejumlah jenis obat-obatan.
Karenanya, masyarakat diimbau rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pun mengetahui waktu jam nyamuk menggigit. Biasanya saat pagi dan sore hingga malam hari.
"Tanda-tanda seseorang terkena demam berdarah, mengalami panas langsung turun dan terus berulang. Panas turun bukan berarti sembuh, tapi syok," tutup dia.