Sultan Sangsikan Tol Solo-Yogyakarta
YOGYAKARTA - Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meragukan proyek tol Solo-Yogyakarta. Keuntungan bagi warganya, salah satu dasarnya.
"Saya belum sepakat. Karena risikonya terlalu besar," ujarnya di Pendopo Parasamya, kompleks Pemerintahan Kabupaten Bantul, beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Tol Solo-Yogyakarta Bakal Dibangun 2019
Klaten 'Putar Otak' agar Tak seperti Brebes
'Trase' Tol Bawen-Yogyakarta Telah Ditetapkan
Karenanya, sampai kini Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY) belum menentukan trase tol. Rencananya ada tiga ruas. Tol Solo-Yogyakarta, Bawen-Yogyakarta, dan Solo-Yogyakarta-Cilacap.
Dicontohkannya dengan perkembangan ekonomi di jalur pantai utara (pantura). Pendapatan masyarakat sekitar menyusut drastis bakda tol trans Jawa beroperasi.
"Saya tidak mau, kalau rakyat saya ekonominya turun. Yang untung, kan, yang punya tol," ucap dia.
Sultan sempat menolak ide pembangunan tol Bawen-Yogyakarta. Namun, menyetujuinya kemudian, Syaratnya, melansir Harian Jogja, tak memakan banyak lahan. Lalu ditetapkan melintasi Selokan Mataram di jalan lingkar barat hingga Magelang, Jawa Tengah (Jateng).
Gubernur DIY pun pernah menolak tol Solo-Yogyakarta. Khawatir menerabas dan merusak situs penting di kawasan Prambanan. Pemerintah pusat lantas menawarkan tol layang. Sebagai alternatif.
Sekda DIY, Gatot Saptadi, membenarkan, sampai kini ruas tol Solo-Yogyakarta belum ditentukan. Rute dari pintu masuk Manisrenggo, Kabupaten Klaten, hingga Kota Yogyakarta belum final.
"Yang sudah fix, Jogja-Bawen. Untuk Jogja-Solo, belum final. Dari gambar yang ada, ada ruas yang elevated. Ada juga yang at grade, tapi belum fix," katanya.
Perencanaan ruas tol Solo-Yogyakarta diserahkan kepada swasta. Berbeda dengan tol Bawen-Yogyakarta.
Ruas tol Yogyakarta-Cilacap pun belum disepakati. Pangkalnya, jalur yang akan dilintasi terakomodasi dengan keberadaan jalur jalan lintas selatan (JJLS) dan jalan arteri.