Produksi Pangan Jateng Susut 700 Ribu Ton
SEMARANG - Produksi pangan Jawa Tengah (Jateng) diprediksi menurun sekitar 700 ribu ton pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya. Lantaran terjadi kemarau panjang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, luas panen tahun ini sekadar 1,577 juta hektare. Menurun dibandingkan 2018 seluas 1,7 juta hektare.
Baca juga:
500 Hektare Sawah di Kendal Terancam Puso
Kekeringan, 500 Hektare Sawah Banyumas Puso
Niririgasi, 70 Hektare Sawah di Sukoharjo Terancam Puso
"Luas panen yang berkurang, tentu hasil produksinya juga berkurang. Prediksi kami, produksi gabah tahun ini sekitar 9,1 juta ton," ujar Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono, di Kota Semarang.
Dirinya sesumbar, cuaca menjadi faktor tunggal menyusutnya produksi pangan. Dalihnya, sesuai luas lahan baku pertanian yang telah dikurangi dampak pembangunan infrastuktur sejak 2018. Sekitar 980 ribu hektare.
"Yang kami hitung adalah luas lahan panen. Karena setiap lahan baku memiliki masa tanam atau bisa panen beberapa kali dalam setahun," tutur dia.
Merujuk data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, seluas 17.902 hektare sawah puso hingga September 2019. Merata di seluruh daerah. Terbanyak Cilacap. Seluas 4.000 hektare.
"Kedua terparah di Kebumen. Dan disusul Grobogan," tuntas Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultural dan Perkebunan (BPTPHP) Distanbun Jateng, Herawati, menukil Solopos.