Polisi: Jangan Percaya Peta Digital
SLEMAN - Pemudik dan wisatawan diimbau tak memedomani aplikasi peta digital saat masuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Banyak jalur rawan kecelakaan untuk kendaraan tertentu.
"Dia akan mencari jalan yang pintas. Padahal, jalan tersebut tidak laik dilalui kendaraan. Atau terlalu berbahaya," ujar Dirlantas Polda DIY, Kombes Tri Julianto Djati Utomo, di Kabupaten Sleman, Selasa (28/5).
Baca juga:
Titik-titik Rawan Macet di Jateng
Peserta BPJS Kesehatan Tetap Terlayani saat Mudik Lebaran
Kepolisian telah memetakan jalur-jalur rawan kecelakaan. Seperti kawasan jalan lingkar, Jalan Yogya-Wates-Purworejo, Jalan Solo, serta jalur wisata di Gunungkidul, Sleman, Kulon Progo, dan Bantul.
Beberapa ruas jalan di sana terdapat tikungan dan tanjakan tajam. Juga jalan lurus yang rentan membuat pengemudi lengah.
Sejumlah ruas jalan di DIY kini dalam tahap perbaikan. Simpang Kentungan, Jalan Kaliurang, dan beberapa ruas di Sleman. Polisi telah berkoordinasi. Guna rekayasa lalu lintas.
"Di depan kompleks Bandara Adisutjipto, juga rawan kepadatan lalu lintas. Mayoritas kendaraan dari arah timur. Masuk ke kota. Karena sudah ada exit tol Kartasura," tutup Djati.
Kendaraan Masuk
Sementara, Dinas Perhubungan (Dishub) DIY memprediksi, ada empat juta kendaraan masuk selama musim mudik dan libur Idulfitri. Naik sekitar sembilan persen.
"Sekitar 1,6 juta yang akan masuk ke Yogya. Kalau sepeda motor, diprediksi sekitar 2,4 juta," ucap Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo.
Menukil detikcom, sejumlah upaya telah dilakukan demi mengantisipasi kepadatan lalu lintas. Menyetel ulang durasi lampu lalu lintas, misalnya.
"Kita rekayasa lampu hijaunya. Yang keluar kota, hijaunya banyak. Yang di dalam kota, hijaunya agak sedikit," jelas dia,
Fokus pengamanan menyasar jalur-jalur menuju lokawisata. Seperti Malioboro, Breksi, Kaliurang, selatan Gunungkidul, dan Kalibiru.