Pemkot: Tiada Daging Sapi Positif Antraks di Yogyakarta
YOGYAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), belum menemukan daging sapi positif antraks. Ini berdasarkan hasil pengujian lab atas beberapa sampel.
"Semua sampel yang diuji dinyatakan negatif antraks," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Yogyakarta, Sugeng Darmanto, Selasa (11/6). Sampel berupa daging, darah, tanah, dan residu di peternakan.
Baca juga:
Lima Sapi di Gunungkidul Terjangkit Antraks
Belum Jelas, Penutupan Pasar Hewan di Gunungkidul
Kementan: Gunungkidul Sempat Bebas Antraks
Uji lab dilakukan, lantaran ditemukan kasus antraks di Gunungkidul, beberapa waktu sebelumnya. Sejumlah daerah lantas mengawasi lalu lintas ternak.
"Di Kota Yogyakarta, sebenarnya hampir tidak pernah ada sapi dari Gununglkidul yang masuk. Biasanya, sapi yang masuk ke Yogyakarta berasal dari Bantul dan Boyolali," ucap dia.
Hewan peliharaan peternak lokal, seperti di Kotagede dan Tegalrejo, umumnya bukan untuk konsumsi. Namun, dipelihara dan dibesar. Dijual jelang Iduladha.
Kendati begitu, menyitir Antara, DPP Yogyakarta terus melakukan antisipasi. Dengan menyemprotkan disinfektan di penampungan sapi. Di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan.
"Kami pun memberikan antibiotik ke petugas di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan. Yang kerap bersentuhan langsung dengan sapi-sapi yang akan disembelih," imbuh Sugeng.
RPH Giwangan memproduksi sekitar dua ton daging sapi per hari. Didistribusikan ke pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Empat ton kebutuhan harian sisanya, dipenuhi dari Bantul dan Boyolali.