Belum Jelas, Penutupan Pasar Hewan di Gunungkidul
GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tengah menggodok usulan Kementerian Pertanian (Kementan). Terkait penutupan pasar hewan. Usai munculnya kasus antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, menyatakan, pihaknya telah menyampaikan draf dalam merespons rekomendasi Kementan. "Sedang dikoreksi," ujarnya, Senin (27/5).
Baca juga:
Lima Sapi di Gunungkidul Terjangkit Antraks
Kementan: Gunungkidul Sempat Bebas Antraks
Kulon Progo-Sleman Pantau Lalu Lintas Ternak
Konsep disampaikan ke Kepala Bagian Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Gunungkidul untuk dipelajari. Hasilnya berupa surat edaran (SE) bupati.
Karenanya, menukil detikcom, sampai kini dia taktahu kapan regulasi diterbitkan. "Kan, harus koordinasi dengan instansi terkait dulu. Seperti Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan)," ucapnya.
Di sisi lain, Bambang mengungkapkan, petugas terus memberikan antibiotik terhadap ternak di Dusun Grogol dan Dusun Tawarsari. Sudah ada 262 sapi, 676 kambing, dan sembilan domba telah disuntik.
"Kita juga masih menunggu hasil uji sampel tanah di beberapa titik. Yang dicurigai terdapat bakteri antrkas," katanya. Hasil sampel di Semanu dan Nglipar negatif.
Berkebalikan dengan hasil uji sampel tanah di Grogol. Satu dari lima percontoh dinyatakan positif. Yakni RT 03, Dusun Grogol 4, Desa Bejiharjo. "Empat sampel lainnya, hasilnya belum keluar," tutupnya.