"Kekeringan 2015 Lebih Parah daripada Tahun Ini"
SRAGEN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai, Jawa Tengah (Jateng) mengalami kekeringan ekstrem tahun ini. Namun, tak lebih parah dibandingkan 2015.
"Ini lebih parah dari tahun lalu. Tapi, tidak lebih parah dibandingkan kekeringan pada tahun 2015," ucap Kepala BMKG Wilayah II, Hendro Nugroho, di Sragen, Kamis (5/9).
Baca juga:
Kemarau, 360 Desa di Jateng Terancam Kekeringan
BPBD: 28 Daerah di Jateng Kekeringan
Ribuan Hektare Sawah di Sragen Kekeringan
Alasannya, ungkap dia, kemarau 2019 diprakirakan 20 hari lebih panjang daripada 2018. Bahkan, beberapa wilayah baru akan mengalami hujan pada pekan kedua Desember. Jepara, Demak, dan Kudus. Misalnya.
Ada yang bakal diguyur hujan pada minggu pertama Oktober. Seperti Tegal, Brebes dan Pemalang. Sedangkan Sragen, akan tetap kemarau hingga 60 hari ke depan. Baru turun hujan pada pekan kedua November.
"BMKG terus memonitor perkembangan cuaca dan iklim. Dengan perkiraan ini, kami harapkan pemerintah serta instansi terkait, bisa meningkatkan persiapan dan kewaspadaan," tuturnya.
Sementara, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Sugeng Priyono, menyatakan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan instansi terkait. Dalam menghadapi kemarau.
"Bersama PMI, PDAM, dan sektor swasta, hingga saat ini, kami telah menyalurkan 1.150 tangki air bersih. Ke wilayah-wilayah yang membutuhkan," katanya, menyitir detikcom.