Medio Mei, Selatan Jateng Masuk Kemarau
CILACAP - Sebagian selatan Jawa Tengah (Jateng) diprakirakan, telah memasuki awal kemarau pada dasarian ketiga Mei 2019. Seperti utara-tengah serta timur Cilacap dan barat Kebumen.
Kemarau lebih dulu melanda tenggara Kebumen dan sebagian besar Purworejo. Mengutip Antara, terjadi pada 10 hari kedua Mei.
Baca juga:
Sejumlah Daerah Akan Kemarau 7 Bulan
Akhir Mei, DIY Masuk Awal Kemarau
Waspadai Penyakit kala Pancaroba hingga Kemarau
Sedangkan pada dasarian pertama Juni, ungkap Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Rendi Krisnawan, meliputi beberapa daerah. Barat dan timur laut Cilacap; utara Kebumen; barat laut Purworejo; dan sebagian besar Purbalingga serta Banjarnegara, misalnya.
Musim kekeringan pada dasarian kedua Juni diprakirakan terjadi di sebagian kecil Banyumas bagian utara. Juga utara Purbalingga dan barat laut Banjarnegara.
"Wilayah Jateng selatan yang paling akhir memasuki awal musim kemarau, yakni sebagian Kabupaten Cilacap bagian selatan. Karena diprakirakan mulai berlangsung pada dasarian ketiga bulan Juni," ujarnya, Rabu (22/5).
Prakiraan awal musim kemarau, terang dia, merujuk hasil pemantauan Stasiun Klimatologi BMKG Semarang. Terhadap kondisi hari tanpa hujan (HTH) dan analisis curah hujan. Pada dasarian kedua Mei di Jateng.
Dalam pemantauan HTH di Jateng, sebagian besar dalam kategori sangat pendek (1-5 hari tanpa hujan). Tersebar di wilayah utara. Sebagian lain kategori menengah (11-20 hari tanpa hujan). Tersebar di bagian selatan. Sedangkan kategori panjang (21-30 hari tanpa hujan), terjadi di Pemalang, Magelang, dan Klaten.
Untuk analisis curah hujan dasarian kedua Mei, sebagian besar wilayah Jateng tergolong kriteria rendah (0-50 milimeter). Sementara sekitar pegunungan Dieng hingga pantura bagian tengah, kriteria menengah (51-150 milimeter).
Kriteria tinggi tersebar di beberapa titik lokasi. Seperti Pekalongan, Batang, Pati, dan Wonosobo.
Dasarian kedua bulan Mei hingga dasarian dua bulan Juni, curah hujan Jateng umumnya dalam kriteria rendah. "Kurang dari 50 milimeter per dasarian," tandas Rendi.