Wonogiri Simpan Emas 1,5 Juta Ton
Wonogiri - Bukit Randu Kuning di Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), diperkirakan menyimpang emas sebesar 1,5 juta ton. Karenanya, PT Alexis Perdana Mineral berencana memproduksi logam mulia ini sebanyak 808,6 kilogram per tahun.
Nilai produksi tersebut, merupakan penghitungan proyeksi produksi emas yang tertera dalam Surat Pengumuman Nomor 660.1/5101. Dokumen diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Jateng, 20 Desember 2018.
Surat menyebut, PT Alexis akan memproduksi emas 26 ribu ounce per tahun. Satu ounce setara 31,1 gram.
Melalui surat itu pula, Dinas LHK meminta saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat atas permohonan izin lingkungan yang diajukan korporasi asal Australia tersebut.
Kepala Seksi Geologi Mineral dan Batu Bara Cabang Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Sewu Lawu, Yulianto, menyatakan, Wonogiri memiliki potensi mineral cukup besar.
"Mineral tersebar di banyak wilayah, termasuk emas," ujarnya, Selasa (22/1). Potensi emas di Wonogiri paling besar di Randu Kuning.
Kandungan Terbesar
Pernyataan serupa disampaikan warga Nglenggong, RT 02 RW 04, Desa Jendi, Sisri (61). Katanya, kandungan emas tertinggi berada di perbukitan di sekitar Randu Kuning, seperti Tugu, Tumbu, Pithi, Kepil, Thekil, Geblak, dan Jangglengan.
Hal tersebut diketahui, pascawarga secara tradisional menambang emas di Bukit Jangglengan selama bertahun-tahun. Lantaran kian sulit dicari, warga menambang di Randu Kuning.
Pun berdasarkan hasil penelitian dan survei kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dengan Badan Survei Geologi Bandung. Dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 2017, potensi emas di Wonogiri tersimpan di Kecamatan Jatiroto dan Karangtengah, selain Selogiri.
Total bijih yang mengandung emas di tiga kecamatan tersebut sekitar 1,5 juta ton. Kadar emas antara 40-2.384 part per billion.
Adapula kandungan logam lain. Misalnya, tembaga sekitar 66.124 ton berkadar 30 ribu part per million di Jatiroto, Tirtomoyo, dan Karangtengah.
Lalu, mangan lebih kurang 50 ribu ton yang tersebar di lahan 15 hektar di kedalaman sembilan meter di Eromoko, Baturetno, dan Batuwarno. Selanjutnya, galena, batu gamping, andesit, trass, pasir kuarsa, sirtu, bentonit, kalsit, kaoli, fosfat, batu setengah permata, dan sebagainya.