Waspada Leptospirosis saat Musim Hujan
Sleman - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meminta, warganya mewaspadai penyakit leptospirosis pada musim hujan. Sebab, terjadi 32 kasus sepanjang 2018.
"Kebersihan lingkungan rumah harus diperhatikan, khususnya dari sarang hewan pengerat, seperti tikus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Novita Krisnaeni, Minggu (17/2).
"Antisipasi bisa dilakukan dengan memberikan desinfektan lisol pada daerah persembunyian dan jalan tikus," imbuh dia menyarankan.
Tiga penderita leptospirosis meninggal dunia pada 2018. Dua korban merupakan warga Kecamatan Godean dan sisanya dari Kecamatan Depok.
Dirinya pun mengimbau petani lebih waspada. Pasalnya, rentan terinveksi bakteri penyebab leptospirosis. Mereka acap tak memakai pelindung kaki saat di sawah.
Penularan penyakit ini, salah satunya melalui kencing tikus. Sehingga, saat tiba musim hujan atau terjadi banjir, risiko terinfeksi kian besar.
Gejala leptospirosis dapat dicermati. Demam, mual, dan nyeri pada betis, misalnya. Tahap lanjutan, warna mata menjadi kuning.
Dinkes bakal memperkuat surveilans dan melakukan penggolongan diagnosis dengan mengacu kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO). "Petugas kami juga akan meningkatkan layanan kesehatan dengan segera melakukan tindakan, jika ditemukan suspect," terangnya.
"Di UPT Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan, juga sudah disediakan RDT Leptotek untuk memeriksa penderita dengan gejala klinis leptospirosis," imbuh Novita. Penderita akan dirujuk ke rumah sakit berfasilitas hemodialisa, bila tak mampu ditangani.