Warga Binaan Sunan Kuning Pertanyakan Dana Tali Asih
SEMARANG - Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Sunan Kuning, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), geram. Lantaran dana tali asih tak kunjung cair.
Padahal, ungkap seorang PSK, P, dia dan beberapa rekannya telah mengumpulkan dokumen yang diperlukan. Sebagai prasyarat pencairan.
"Sudah ngisi data. Sudah mengumpulkan foto, KTP, dan melengkapi semua. Katanya mau dibuatkan ATM. Mana ATM-nya?" katanya sela sosialisasi yang digelar Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Kamis (15/8).
Baca juga:
Agustus, Lokalisasi Sunan Kuning Akan Ditutup
Dapat Izin, Pengusaha Pastikan Tiada Prostitusi di Semarang
Kota Semarang Tunda Penutupan Dua Lokalisasi
Emosinya kembali meledak. Lantaran dana tali asih dari Dinsos Kota Semarang sekadar Rp5 juta. Info yang diterimanya Rp10,5 juta. Bersumber dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
"Katanya mau diberi Rp10,5 juta. Kok, tadi dengar, Dinsos bilang cuma Rp5 juta? Ya, kurang, toh, Pak. Yang Rp5,5 juta ke mana?" tanya dia.
Keluhan serupa disampaikan PSK lainnya, D. Dirinya meminta pemkot komitmen. Tetap mengizinkan bisnis karaoke eksis. Meski prostitusi ditutup.
"Kalau ditutup semua, kami akan demo, ya. Setuju, ya, teman-teman?" katanya. "Iya. Setuju demo," timpal ratusan PSK lain pada kesempatan sama.
Sementara, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Semarang, Tri Waluyo, menerangkan, verifikasi dan validasi PSK berlarut-larut. Karena tak seluruhnya hadir.
Berdasarkan hasil pendataan terakhir, yang dilakukan tadi, terdapat 441 PSK. Mereka bakal diusulkan sebagai penerima tali asih.
"Tadi sudah commit. Disaksikan tim verifikasi bansos. Ada Polrestabes, Kodim, Inspektorat. Kemudian DPKAD dan Satpol PP," tuturnya, mencuplik Tribun Jateng.
Dia lantas mengklarifikasi ihwal besaran tali asih. Hingga kini pemkot takpernah buka suara. Soal nominalnya. Namun, seluruh anggaran bersumber dari APBD-P 2019.