Tsunami Selat Sunda, 25 Mahasiswa Undip Selamat

Tsunami Selat Sunda, 25 Mahasiswa Undip Selamat Tim Basarnas mengevakuasi korban di lokasi terdampak tsunami Selat Sunda. (Foto: Basarnas)

Semarang - Sebanyak 25 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FKIP Undip) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), selamat dari tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12). Mereka berada di Pulau Legundi, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Kepala Humas dan Media Undip, Nuswantoro Dwiwarno, menyatakan, mereka tergabung dalam Ekspedisi Dwipantara Unit Kegiatan Selam (Uksa)-387 Undip, Ekspedisi Thalassina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sea Crest FPIK Undip.

"Arcadia Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Universitas Lampung (Unila) Lampung itu, sebenarnya untuk mempersiapkan menjadikan Pulau Legundi yang berada di lepas Selat Legundi itu sebagai Desa Wisata Bahari," ujarnya via keterangan tertulis, Rabu (26/12).

Dalam tim ekspedisi ini, turut didampingi empat alumni dan seorang dosen pendamping. Dengan demikian, rombongan terdiri dari 30 orang.

Para mahasiswa tiba di Pulau Legundi sejak Kamis (20/12) dan rencananya hingga Minggu (30/12). Selama dua hari prakejadian, mereka telah mengadakan sejumlah acara.

"Satu di antaranya, adalah survei sumber daya alam pesisir. Yang datang kala itu, baru mahasiswa Undip Semarang. Sedangkan dua perguruan tinggi lainnya, terjadwal pada Senin (24/12). Kegiatan mereka di sana atas undangan pihak desa setempat," beber Nuswantoro.

Saat gelombang pasang tsunami muncul, para mahasiswa sedang rapat harian untuk mempersiapkan kegiatan di hari berikutnya. "Kejadiannya Sabtu, sekitar pukul 21.30. Gelombang pasang itu ditandai suara gemuruh yang bersumber awal dari laut," ucapnya.

"Saat mendengar ada suara itu, seluruh mahasiswa pun diperintahkan penduduk setempat untuk lari ke atas bukit terdekat. Mendengar instruksi itu, seluruhnya berlarian ke tujuan," imbuh dia.

Meski berhasil menyelamatkan diri, seluruh peralatan dan perlengkapan tak berhasil diselamatkan. Apalagi, terjadi tiga kali gelombang pasang. "Paling tinggi sekitar tiga meter hingga akhirnya menerjang mayoritas permukiman penduduk," urainya.

Komunikasi dengan kampus putus. Pihak Undip baru mendapat kabar tim ekspedisi dari Marinir dan Polisi Air dan Udara (Polairud).

Tim evakuasi baru tiba di Pulau Legundi, Minggu (23/12) pagi. Dus, mengevakuasi seluruh rombongan secara bertahap. Sementara waktu, mereka ditampung di Pondok Pesantren Diniyyah Putri, Jalan Raya Negeri Sakti Kilometer 15, Kecamatan Gedung Tataan, Pesawaran.

Pulau Legundi dihuni sekitar 500 kepala keluarga (KK). Ada satu korban meninggal dunia akibat tsunami, lantaran sakit stroke dan tak memungkinkan menyelamatkan diri.