Terjadi 4 Kali Gempa Guguran Merapi
YOGYAKARTA-Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami empat kali gempa guguran pada Minggu (02/06).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebut gempa guguran yang terekam selama periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB amplitudonya 3-9 mm dan berlangsung 47-71 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan kawah gunung mengeluarkan asap putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal setinggi 20 meter di atas puncak kawah gunung.
Sementara, angin bertiup lemah ke arah selatan, suhu udara 14-20.4 derajat Celsius, kelembaban udara 59-91 persen, dan tekanan udara 567-708 mmHg.
Hingga 1 Juni 2019, sambung Hanik, telah tercatat 72 kejadian awan panas dengan jarak luncur rata-rata 1 km dan maksimal 2 km ke arah Kali Gendol.
Berdasarkan pemodelan awan panas dari potensi runtuhnya volume kubah lava saat ini yang sebesar 458.000 meter kubik, jarak luncur awan panas terjauh diperkirakan tidak akan melebihi 3 km dari puncak Gunung Merapi ke arah Kali Gendol.
Sementara kegempaan didominasi gempa guguran (RF) 30 kali/hari, diikuti oleh gempa multiphase (MP) 4 kali/hari, low frequency (LF) 3 kali/hari, dan gempa Hembusan (DG) 3 kali/hari. Untuk gempa vulkano-tektonik dangkal (VTB) dan gempa vulkano-tektonik dalam (VTA) sesekali terjadi.
Selain itu, masih munculnya kegempaan MP, VT menandakan suplai magma di Gunung Merapi masih berlangsung meskipun dengan laju yang rendah.
"Berdasarkan kondisi aktivitas vulkanik tersebut maka status aktivitas masih ditetapkan dalam tingkat waspada ," kata Hanik.
BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG juga mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Meski demikian, objek-objek wisata di sekitar Gunung Merapi seperti Kawasan Kaliurang, Kaliadem, Klangon, Deles dan kawasan lain yang berada di luar radius 3 km dari puncak dinilai masih aman untuk dikunjungi. (Ant)