Tembus Rp57 Miliar, Zakat ASN Pemprov Jateng Bantu Entaskan Kemiskinan
Semarang, Pos Jateng - Penghimpunan zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) sepanjang 2021 tembus Rp57 miliar.
Ketua Baznas Jateng, KH Ahmad Daroji mengatakan kesadaran ASN Pemprov untuk berzakat sangat tinggi sehingga zakat dapat membantu mengentaskan kemiskinan serta merehab pondok pesantren, masjid, madrasah dan beasiswa santri.
“Sumber dana dari ASN provinsi yang di bawah Pak Gubernur (Ganjar Pranowo), angkanya makin hari meningkat. Kesadaran ASN, alhamdulillah baik, ini berkat bimbingan kepala daerah khususnya Pak Gubernur,” kata Daroji dalam keterangannya, dikutip dari jatengprov.go.id, Sabtu (15/1).
Daroji merinci, dana tersebut digunakan untuk pengentasan kemiskinan melalui dua program, yakni program zakat konsumtif dan zakat produktif.
Program zakat konsumtif diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penerima. Di antaranya bantuan fakir miskin, beasiswa pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Sedangkan program zakat produktif disampaikan bagi mereka yang sudah terpenuhi kebutuhan dasar, seperti modal usaha dan pelatihan pemberdayaan masyarakat.
“Sesuai petunjuk Pak Gubernur, kemiskinan ini harus dikeroyok bareng. Tentu saja diatur bagaimana dan siapa mengerjakan apa, agar tidak double atau overlap (tumpang tindih),” lanjutnya.
Ia menjelaskan sejumlah program penyaluran zakat konsumtif dan produktif selama 2021, di antaranya pembangunan 318 unit rumah tidak layak huni (RTLH) senilai Rp3,2 miliar, bantuan warga miskin Rp149 juta, rehab 110 masjid senilai Rp2,9 miliar, rehab 74 musala Rp1,5 miliar, rehab 81 pondok pesantren Rp2,1 miliar, rehab 97 madrasah/sekolah Rp2,1 miliar, rehab 36 TPQ Rp740 juta dan beasiswa senilai Rp 8,9 miliar.
Ada juga pemberdayaan mualaf Rp250 juta, bantuan 10 lokasi bencana alam senilai Rp460 juta, pemberdayaan ekonomi produktif 1.632 orang senilai Rp3,1 miliar, pemberdayaan 26 orang imam dan muadzin Rp26 juta, jambanisasi 50 unit Rp95 juta.
Kemudian bantuan untuk 20 orang ibnu sabil Rp1,7 juta, pemberdayaan 422 orang penyuluh agama Islam Rp592 juta, paket sekolah 1.678 orang anak yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 sebanyak Rp228 juta, serta biaya kesehatan 984 orang senilai Rp11 miliar.
“Kami juga menggelar pelatihan-pelatihan, total sudah ada 5.578 orang yang mendapat pelatihan kerja dari Baznas,” paparnya.
Daroji berharap, program-program tersebut akan berdampak positif pada masyarakat, utamanya dalam pengentasan kemiskinan. Selain itu, dengan berbagai program positif yang dihadirkan, akan semakin banyak masyarakat yang menyalurkan zakat, infaq, dan sadaqah melalui Baznas.
“Harapannya akan lebih bagus lagi ke depan dan Baznas lebih dipercaya oleh masyarakat,” tandasnya.