Sesumbar Pemkab Sleman tentang 2 Proyek Tol
SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sesumbar, proyek tol Yogyakarta-Bawen dan Yogyakarta-Solo takkan mematikan perekonomian daerah. Justru bakal memberikan nilai tambah terhadap usaha rakyat.
"Karena itu, kami sudah usulkan beberapa titik entry exit. Yang bisa mendukung perkembangan ekonomi," ucap Sekretaris Daerah Sleman, Sumadi, Kamis (12/9).
Baca juga:
Tol Trans Jawa Gerus Pengunjung Candi Borobudur
Proyek Tol Solo-Jogja Ancam Produksi Beras Sleman
Tol Trans Jawa Eksis, Peredaran Hewan Sulit Terdeteksi
Tol Trans Jawa Beroperasi, Omzet Restoran Menyusut
Pemkab, lanjutnya, telah menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah provinsi (pemprov). Titik-titik yang diharapkan mencakup kawasan Maguwoharjo, sekitar kampus UPN Veteran, Desa Trihanggo, dan Desa Bangunkerto.
"Kami usulkan di daerah sebelum Bangunkerto. Tapi kelihatannya belum diakomodir. Karena ada persoalan hambatan lalu lintas," kata dia.
Keputusan berada di pemerintah pusat. Untuk mengabulkan atau menolak rekomendasi Pemkab Sleman tersebut.
"Sampai sekarang belum ada informasi resmi tentang pembebasan lahan. Bahkan titik koordinat dan trace-nya, juga belum diberi tahu," tutur Sumadi, melansir Suara Merdeka.
Sementara, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman menaksir, kebutuhan pembebasan lahan di wilayahnya mencapai 60 hektare. Tersebar di Desa Purwomartani, Tamanmartani, Selomartani, dan Tirtomartani, Tirtoadi, Tlogoadi, Banyurejo, dan Sidomoyo.
Berikutnya, tambah Kasubbid Pertanahan dan Penataan Ruang Bappeda Sleman, Dona Saputra Ginting, mencakup lahan sepanjang lingkar luar utara. Di Kecamatan Depok, Ngaglik, Mlati, dan Gamping.
"Itu masih perkiraan trace. Cuma menarik garis kasar. Lalu di-buffer 90 meter kira-kira luasannya. Untuk fix-nya, nanti. Kalau DED selesai," pungkas dia.