Sepuluh Alat Peringatan Dini Tsunami di Cilacap Rusak
Cilacap - Sebanyak 10 dari 41 alat peringatan dini (early warning system/EWS) di sepanjang pantai di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), rusak. Diketahui, karena dilakukan pengetesan berkala.
"Setiap bulan, kami melakukan tes peralatan EWS pada tanggal 10 dan 25 setiap bulannya," ujar Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy, Kamis (31/1). Alat rusak akibat korosi uap air laut.
Baca juga:
Empat Daerah di Jateng Rawan Tsunami
Jateng Kekurangan 75 Alat Deteksi Tsunami
Sedangkan peralatan milik Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang tergabung dalam Indonesia Tsunami EWS (Ina TEWS), imbuh dia, diujicoba tanggal 26 setiap bulannya.
Alat-alat tersebut dipasang pascatsunami di Cilacap dan sekitarnya pada 2006. Kala itu, bencana terjadi usai gempa dengan kekuatan 7,7 skala richter di Pangandaran, Jawa Barat (Jabar).
Untuk mengantisipasi di kemudian hari, puluhan EWS tsunami dipasang di sejumlah titik. Lokasi wisata, masjid, musala, dan sarana lain yang dekat dengan permukiman warga, misalnya.
Tri melanjutkan, BPBD Cilacap telah memetakan daerah rawan tsunami. Dari 102 kilometer panjang garis pantai, 50 kilometer di antaranya, masuk kategori zona merah.
Hasil pemetaan lainnya, terdapat 40 desa dan sembilan kecamatan rawan tsunami, lantaran letaknya berhadapan dengan pantai Samudra Hindia. Jumlah penduduk yang tinggal di sana mencapai 680 ribu jiwa.
"Peralatan EWS tsunami jangkauannya sekitar 1,5 kilometer. Kalau garis pantai di Cilacap sepanjang 102 km, maka setidaknya dibutuhkan 70 EWS yang ditempatkan di daerah tidak jauh dari permukiman warga," terang dia.
BPBD Cilacap juga butuh perbukitan di sekitar laut sebagai lokasi evakuasi sementara. Telah diajukan pengadaannya ke pusat senilai Rp40 miliar.
"Sudah cukup lama kami mengajukan anggaran ke pemerintah pusat untuk membangun perbukitan terbuka hijau. Namun, sampai sekarang belum ada realisasinya," tandasnya seraya mengeluh.