Salatiga Waspadai Peredaran Flu Babi Afrika
SALATIGA - Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), mengintensifkan pemantauan terhadap peternakan babi di wilayahnya. Guna mengantisipasi penyebaran flu babi Afrika (african swine fever/ASF).
Mendorong lembaga kursus pertanian taman tani (KPTT) menjaga kebersihan kandang. Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Salatiga.
"(Kemudian mendorong KPPT) melakukan desinfeksi kandang, mengurangi frekuensi kontak manusia dengan babi, dan sebagainya," ujar Kepala Distan Salatiga, Mustain Soeradi.
Baca juga:
Jateng Antisipasi Demam Babi Afrika
Yogyakarta Antisipasi Demam Babi Afrika dan H5N1
Merujuk laporan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), hampir seluruh negara di Asia telah terkontaminasi ASF pada 2019. Seperti Mongolia (Januari), Vietnam (Februari), Kamboja (Maret), Hongkong dan Korea Utara (Mei), Laos (Juni), Myanmar dan Filipina (Agustus), dan Timor Leste (September).
Distan mencatat, terdapat beberapa peternak babi di Salatiga dan dibina langsung oleh KPTT. Jumlah populasi sekitar 321 ekor.
"Itu penyakit, penyebabnya virus. Yang dibawa sejenis kutu ektoparasit," ucapnya, menyitir Tribun Jateng. ASF hingga kini belum ditemukan di Indonesia.
Melarang peternak memasukkan babi dari luar untuk sementara waktu serta membatasi jumlah siswa dan tamu masuk kandang. Upaya lain yang digalakkan Distan Salatiga.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Salatiga, Siti Zuraidah, mengungkapkan, ASF belum berbahaya bagi manusia. Efeknya hanya dirasakan hewan. Namun, "Sebaiknya mengurangi interaksi dengan babi sementara waktu."
Hewan yang terinveksi virus ini mula-mula mengalami sakit. Kemudian mati. Dus, berpotensi merugikan Jateng. Mengingat jumlah peternak babi di sini cukup signifikan.