Runtuhnya Candi Petirtaan Akibat Bencana Alam
MAGELANG - Candi Petirtaan Mantingan di Desa Mantingan, Salam, Kabupaten Magelang, yang ditemukan dalam kondisi runtuh dengan sebagian batuan berserakan.
Hal tersebut diduga karena bencana alam, demikian menurut Pengkaji Cagar Budaya, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Muhammad Junawan.
Junawan di Magelang, Sabtu (3/8), mengatakan memang murni runtuh dari bencana alam yaitu gempa. Kemudian disusul dengan limpasan lahar sehingga banyak batu-batu yang bergelimpangan dan terbalik.
"Memang karena limpasan lahar yang sangat besar, sehingga kemungkinan struktur atau komponen-komponen batunya masih lengkap," kata Junawan.
Ia menuturkan, melihat kronologi peristiwa runtuhnya, tentunya hal ini belum ada intervensi dari manusia.
Menurut Junawan, temuan candi petirtaan yang berukuran 22,5 meter dan terbesar di Jawa Tengah ini masih bisa direkonstruksi ulang.
Ia mengatakan, ekskavasi yang dilakukan pada 30 Juli-3 Agustus 2019 dijadikan dasar untuk memberikan rekomendasi, guna tindak lanjut temuan. Nanti perlu pengupasan tanah untuk mencari batu-batu komponen yang sudah berserakan oleh bencana tersebut.
"Hasil ekskavasi ini nanti kami kaji, kemudian merekomendasi untuk langkah-langkah pelestarian selanjutnya," kata Junawan.
Ia menuturkan, candi petirtaan ini digunakan untuk fungsi ziarah, penyucian diri sebelum memasuki ke suatu bangunan suci.
Menurut Junawan, sampai saat ini hanya bisa menghubungkan situs-situs yang ada di Bukit Singobarong. Jaraknya sekitar 50 meter sebelah barat candi petirtaan, di situ ditemukan tatanan batu-batu dan arca candi.
"Untuk sementara ini kami hubungkan dengan itu, kemungkinn juga ada bangunan lain yang belum kita ketemukan, tetapi bukti fisik yang ada antara keterkaitan situs candi petirtaan dengan situs Singobarong secara areal itu masih terhubung," jelas Junawan. (Ant).