Ricuh Lapak Pasar Tambak Lorok Usai
Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), selesai membangun 40 lapak tambahan di Pasar Tambak Lorok. Ricuh kios pun berakhir.
Karenanya, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Fajar Purwoto, meminta tiada lagi pedagang yang berjualan di pinggir pasar. Apalagi secara ilegal.
"Apabila ada, kami bongkar. Kami ingin menata. Kami ingin mereka taat aturan," ujarnya, Jumat (15/4). Lapak tambahan berada di belakang Pasar Tambak Lorok.
Diklaimnya penempatan para pedagang berlangsung profesional. Diprioritaskan yang telah lama berjualan dan belum mendapatkan lapak.
"Ada yang beralasan sudah puluhan tahun berjualan, tapi ternyata belum pernah berjualan. Karakteristik pedagang memang seperti itu. Kami maklumi. Yang penting, penataan berjalan lancar," ucap dia.
Dirinya juga meminta para pedagang tak memperjualbelikan kios atau los yang diterimanya. Lapak bakal disegel, bila ketahuan dan terbukti melanggar ketentuan tersebut.
Keberadaan lapak tambahan disyukuri seorang penerima, Sufiatun. Pedagang ikan basah ini beberapa kali berpindah selama proses penempatan.
Mulanya, mendapatkan los di dalam pasar. Namun, ada pihak yang menempati lapaknya. Dirinya pun terpaksa berjualan di pinggir pasar.
Kendati begitu, dirinya tak berkecil hati. Padahal, telah berpuluh-puluh tahun berjualan di sana.
"Saya tidak masalah berjualan di luar. Yang penting, sudah ada atapnya. Jadi, tidak kehujanan," tandas Sufi.
Sosialisasi Pembagian Lapak Dasaran Pedagangan Pasar Tambak Lorok @hendrarprihadi @mbakITASMG @PemkotSmg pic.twitter.com/pQ4w6yKhBE
— Dinas Perdagangan Kota Semarang (@DPerdaganganSMG) 22 Maret 2019