Rawan Bencana Hidrometeorologi, BPBD Kota Yogyakarta Waspadai Kawasan Bantaran 3 Sungai
Kota Yogyakarta, Pos Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta mewaspadai sejumlah titik rawan bencana hidrometeorologi di kawasan bantaran tiga sungai, yaitu Sungai Winongo Sungai Code, dan Sungai Gajah Wong.
Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Yogyakarta, Suyatman mengatakan, sejumlah titik rawan tersebut berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan.
“Bantaran sungai yang melintasi wilayah Kota Yogyakarta, merupakan daerah rawan bencana hidrometeorologi. Makanya kita terus waspadai,” paparnya, Selasa (25/10).
Suyatman menambahkan, pada area bantaran ketiga sungai tersebut kerap terjadi tanah longsor. Selain potensi longsor, masyarakat di bantaran sungai juga diimbau waspada ancaman pohon tumbang.
“Di sana (bantaran sungai) sering terjadi talud longsor atau tanah longsor. Untuk ancaman lainnya yaitu pohon tumbang," imbuhnya.
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kota Yogyakarta, pada Oktober 2022 sudah tercatat lima titik yang mengalami kejadian talud longsor. Longsor yang terjadi masih relatif jauh dari rumah warga. Sedangkan untuk kejadian pohon tumbang sendiri, tercatat sudah terjadi di 10 titik. Semua bencana tersebut tidak menelan korban dan belum menimbulkan dampak signifikan kepada warga sekitar.
“Untuk talud longsor, kami biasanya melakukan asesmen dan distrubusi terpal untuk menutup sementara. Kemudian tindak lanjut menghubungi pihak terkait agar segera dilakukan perbaikan,” jelas Suyatman.
Lebih lanjut, Suyatman menjelaskan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya guna mengantisipasi bencana hidrometeorology, salah satunya dengan memastikan sungai-sungai di Kota Yogyakarta terpantau dan telah dilengkapi Early Warning System (EWS).
"Ada 16 titik EWS di Kota Yogyakarta yakni ada di Sungai Winongo ada 4 titik, Sungai Code 7 titik, Sungai Gajah Wong 5 titik," pungkasnya.
Melansir dari konservasidas.fkt.ugm.ac.id, bencana hidrometeorologi merupakan istilah untuk fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjdi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Bencana ala mini diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembaban, temperatur, dan angin. Sementara itu, melansir dari iklim.bmkg.go.id, bencana yang termasuk hidrometeorologi, yakni curah hujan ekstrem, angin kencang, banjir, dan tanah longsor.