PUPR selesaikan P3TGAI di Wonogiri
Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 2020 di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), telah selesai. Kegiatan menyasar 42 perkumpulan petani pemakai air (P3A) desa/kelurahan.
Kabid SDA Dinas Pekerjaan Umum (PU) Wonogiri sekaligus Tim Pelaksana P3TGAI 2020, Bowo Dwi Hartono, menyatakan, program bertujuan meningkatkan fungsi jaringan irigasi. Kini, air mampu mengaliri 40 hektare (ha) lahan dari sebelumnya 25 ha.
"Dengan adanya peningkatan ketercukupan air, maka produksi pertanian akan meningkat,” katanya saat acara penandatanganan serah terima kegiatan P3TGAI di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (17/12).
P3TGAI diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Wonogiri mendapatkan kuota terbanyak dibandingkan daerah lain di Jateng.
Bowo melanjutkan, program menyasar perbaikan irigasi yang rusak imbas bencana dan yang masih sederhana. Selama ini, banyak terjadi kebocoran mengingat saluran masih berupa tanah.
“Program ini dikerjakan layaknya padat karya. Jadi, ada pemberdayaan, peningkatan ekonomi,
serta kesejahteraan untuk masyarakat. Warga kurang mampu, baik laki-laki maupun perempuan
serta para difabel, diikutsertakan,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Dinas PU Wonogiri, terdapat 402 daerah irigasi seluas 28.784 ha di "Kota Gaplek". Sebesar 60% di antaranya dalam kondisi baik dan 40% rusak. Dengan demikian, tersisa 12.000 ha yang perlu perbaikan.
“Saluran yang masih rusak itu perlu penanganan dari pemerintah. Maka, akan kami perbaiki
secara keberlanjutan atau bertahap sesuai dengan komitmen Pak Bupati," paparnya.
Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengklaim, keluaran P3TGAI berhasil mempertahankan tingkat pelayanan kondisi jaringan irigasi guna melayani areal sawah seluas 2.210 ha dengan rerata hasil panen 6,5 ton per ha. "Program berjalan dengan baik tanpa kendala."
Setiap daerah irigasi yang menjadi sasaran program mendapat anggaran Rp195 juta, yang bersumber dari APBN. Melansir situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, proses pengerjaannya dibagi menjadi tiga tahap.
Pertama, menyasar sepuluh desa pada April-Juli. Kedua, menyasar sebanyak tujuh desa pada Juni-Agustus. Terakhir, menyasar 21 desa pada September-Desember.
Saluran irigasi yang dikerjakan dalam program tersebut rata-rata lebarnya 40 sentimeter (cm). Ada pula yang mencapai 1 meter (m). Sedangkan panjangnya rerata 300-400 meter persegi (m2). Pun terdapat penambahan panjang saluran irigasi secara swadaya dengan rata-rata 10 m.
“Hasil panen rata-rata adalah 5,8 ton per hektare. Dengan angka tersebut, hasil panen dalam satu masa tanam sebanyak 12.818 ton dalam satu musim tanam. Sungguh suatu hasil yang layak untuk disyukuri bagi para petani karena mampu mempertahankan produktivitas dan mempertahankan ketahanan pangan," tutupnya.