Polisi Bersama Petani Tanam Beringin di Lereng Gunung Sumbing
WONOSOBO-Sejumlah anggota Polsek Kalikajar bersama Kelompok Tani Bina Sejahtera Desa Bowongso, Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menggelar kegiatan menanam pohon beringin untuk konservasi air di hulu Kali Tepuk Desa Bowongso di lereng Gunung Sumbing.
Sekitar 50 bibit pohon beringin ditanam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tepuk sepanjang lebih kurang tiga kilometer.
Kanit Sabhara Polsek Kalikajar, Aipda Edi Setyo yang mengikuti kegiatan tersebut mengatakan kegiatan ini merupakan agenda lanjutan. Sebelumnya telah ditanam lebih dari 400 bibit pohon beringin.
Edi mengungkapkan upaya ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Polri guna menjaga ketersediaan air bagi anak cucu di wilayah Bowongso khususnya dan Kalikajar umumnya.
"Hulu Kali Tepuk merupakan titik paling hulu yang ada di lereng Gunung Sumbing. Aliran air dari titik ini akan bermuara ke Kali Waru Kalikajar, kemudian Sungai Galuh dan berujung di Sungai Serayu," katanya, Jumat (10/01).
Meskipun melewati medan yang cukup menyulitkan, sambung Edi, anggota Polsek Kalikajar, Polres Wonosobo menyatakan komitmennya untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan semacam ini.
"Karena selain memastikan ketersediaan air, penanaman pohon ini juga dimaksudkan untuk tindakan pencegahan tanah longsor maupun banjir," kata Edi.
Penasihat Kelompok Tani Bina Sejahtera Desa Bowongso Yusuf mengungkapkan pemilihan pohon beringin untuk ditanam karena merupakan pohon yang lebih tahan terhadap kondisi ekstrem.
Menurut dia, berdasarkan evaluasi kegiatan penanaman tahun lalu tingkat kematian bibit ini kurang dari satu persen.
Ia menyampaikan kegiatan ini merupakan lanjutan dari program rutin penanaman pohon di kanan kiri sungai. Total yang sudah ditanam dengan hari ini sekitar 450 bibit beringin.
"Kami akan lakukan kegiatan ini terus menerus dan menyilakan bagi semua pihak yang ingin berpartisipasi dalam program ini,” katanya.
Unuk diketahui, Desa Bowongso merupakan salah satu desa yang berada di lereng Gunung Sumbing dengan potensi bencana alam berupa tanah longsor cukup tinggi.
Seluruh masyarakat desa ini masih mengandalkan mata air alami sebagai satu-satunya sumber air untuk kehidupan sehingga diharapkan dengan adanya program konservasi air dengan penanaman pohon ini dapat menjaga ketersediaan air hingga anak cucu. (Ant)