PKL Kuliner Malioboro Minta Ditata
YOGYAKARTA - Pedagang kaki lima (PKL) kuliner di Malioboro, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), siap ditata. Asal tak keluar dari kawasan wisata tersebut.
Pernyataan dilontarkan seiring penataan kawasan Malioboro dalam beberapa tahun terakhir. Meski belum ada sosialisasi resmi kepada para pedagang.
"Kami perlu menciptakan keseimbangan. Dengan melakukan penataan untuk PKL," ucap Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malam Malioboro, Sukidi.
Terdapat 50-an pedagang kuliner di sana. Berjualan sejak sore hingga malam. Dari ujung utara Jalan Malioboro hingga utara Pasar Beringharjo.
Setiap lesehan memiliki luas 7,5 meter. Sesuai regulasi. Jika lebih, ungkap dia, "Biasanya diatasnamakan dua pedagang."
Penyeragaman tenda. Usulnya ihwal penataan PKL kuliner. Dengan begitu, menukil Antara, lapak-lapak akan tampak lebih rapi.
Sementara, Pemkot Yogyakarta mencatat, terdapat 2.000 PKL di kawasan Malioboro. Mereka berjualan di sisi timur dan barat jalan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, sebelumnya menyatakan, penataan Malioboro membutuhkan sinergitas seluruh pemangku kepentingan. Juga komunitas yang ada.
"Pembenahan dan penataan yang kreatif dan inovatif, akan menjadikan Malioboro semakin hidup. Bertahan dalam persaingan destinasi wisata yang semakin ketat," tuturnya.
Menjaga kebersihan. Salah satu upaya mempertahankan Malioboro mampu bersaing. Kemudian, "Pedagang bisa membentuk semacam zona dan bertanggung jawab menjaga kebersihan di zona masing-masing."