Petinggi RSUD Salatiga Disebut Terlibat Penipuan
SALATIGA - Dewan Pengawas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga, SM, diduga terlibat dalam kasus dugaan penipuan rekrutmen pekerja nonpegawai negeri sipil. Demikian disampaikan korban dan kuasa hukumnya saat menyambangi DPRD setempat, Senin (13/5).
Kuasa hukum sekitar 30 korban, Bambang Tri Wibowo, menyatakan, perkara berawal dari informasi pengerahan tenaga non-PNS RSUD Salatiga. Para kliennya lantas menyerahkan uang kepada seseorang berinisial Str.
"Dalam prosesnya, juga melibatkan oknum di RSUD Salatiga. Yakni Pak SM. Dengan model pemberkasan dokumen dan dijanjikan SK sebagai pegawai non-PNS segera keluar," ujarnya.
Uang yang disetor beragam. Tergantung tingkat pendidikan. Ijazah SLTA membayar Rp75 juta, diploma Rp85 juta, dan sarjana Rp95 juta.
Berkelahi dalam mimpi. Str tak menepati janjinya. Nahas. Dia meninggal dunia pada Januari 2019. "Jaminannya, menurut Ibu Str ketika itu, adalah Wali Kota," ucapnya.
Setelah bersama Str, ungkap seorang korban, lantas dipertemukan dengan SM. Guna proses selanjutnya. Mereka rerata sudah menyetor uang Rp75 per orang. Sarjana diminta fulus tambahan Rp1,8 juta-Rp3,8 juta, bila indeks prestasi kulumatifnya (IPK) di bawah 3,0.
"Saya pernah dipanggil Pak SM untuk pemberkasan di rumah makan Bale Raos Salatiga dan di ruang Direktur RSUD Salatiga ketika itu. Bahkan, saya dijanjikan akan mendapatkan SK pada akhir April 2019," ungkapnya.
Usai mendengar keluhan para korban dan kuasa hukumnya, dewan menyarankan mereka melapor ke kepolisian. Sedangkan legislatif, janji Ketua DPRD Salatiga, Teddy Sulistio, membenahi kebijakan.
"Jangan sampai RSUD diinjak-injak oknum di internal untuk bermain. Ranah hukum, silakan segera melaporkan ke polisi," katanya, melansir Sindonews.
Sementara, Direktur RSUD Salatiga, Sri Pamuji Eko Sudarko, mengungkapkan, melakukan rekrutmen pegawai non-PNS pada September 2018. Pengerahan melibatkan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Diklaim transparan.
"Kalau penjenengan menyebut nama Pak SM, memang benar. Beliau adalah Dewan Pengawas di RSUD. Tetapi masalah soal uang atau apa untuk menjadi tenaga BLUD RSUD, kami tidak tahu-menahu. Itu kemungkinan oknum saja," dalihnya.
Terpisah, SM membantah terlibat perkara ini. Dia juga sesumbar tak menerima seperser jua dari para korban. "Semuanya lewat Str," bebernya.
Kendati begitu, dirinya mengakui, pernah didatangi para korban dan Str. "Kemudian saya jelaskan soal semuanya. Rekrutmen di BLUD Salatiga," pungkas dia.