Perayaan tahunan Grebeg Getuk berlangsung di Alun-alun Kota Magelang pada Minggu (13/4/2025). Foto Pemprov Jawa Tengah

peringatan kota magelang dengan perayaan grebeg getuk

Grebeg Getuk 2025 Meriah, Ribuan Warga Antusias Hadiri Perayaan

Ribuan warga dan wisatawan antusias meramaikan Grebeg Getuk di Alun-alun Magelang, Minggu (13/4). Acara budaya ini menampilkan sejarah Kota Magelang, prosesi adat, dan sendratari “Babad Mahardika” ciptaan Gepeng Nugroho. Dua gunungan besar dan 17 gunungan palawija dari kelurahan cepat habis diserbu warga. Wali Kota Damar Prasetyono menyerahkan hak cipta Grebeg Getuk secara resmi. Wisatawan asing turut mengapresiasi kemegahan acara ini yang diharapkan bisa mendunia.

Perayaan tahunan Grebeg Getuk yang berlangsung di Alun-alun Kota Magelang pada Minggu (13/4), berhasil menarik perhatian ribuan penduduk lokal dan wisatawan. Acara budaya ini diadakan untuk merayakan ulang tahun ke-1.119 Kota Magelang.

Grebeg Getuk menampilkan sejarah berdirinya Kota Magelang, dimulai dari momen Penetapan Perdikan Mantyasih, pengalihan Prasasti Mantyasih, hingga prosesi Bulu Bekti dan Gunungan Palawija. Banyak tokoh penting hadir di acara ini, termasuk anggota DPR RI Vita Ervina, Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Bupati Temanggung Agus Gondrong, serta berbagai budayawan dan tamu kehormatan lainnya.

Seluruh partisipan dan tamu undangan mengenakan pakaian tradisional Jawa. Wali Kota Magelang Damar Prasetyono, memimpin prosesi tersebut dengan menggunakan bahasa Jawa dan menyerahkan Surat Pencatatan Ciptaan mengenai Hak Cipta Grebeg Getuk kepada pemerintah kota. Hak cipta ini, yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, diserahkan oleh Gepeng Nugroho sebagai pencipta acara ini. Surat tersebut memiliki tanggal 17 Desember 2024 dan resmi diserahkan pada perayaan Grebeg Getuk 2025.

Kegiatan berlanjut dengan penampilan sendratari besar berjudul Babad Mahardika, yang diciptakan oleh Gepeng Nugroho, melibatkan sekitar 260 pelajar dan 50 pendukung, termasuk koreografer dan pengrawit. Dua gunungan besar yang melambangkan unsur maskulin dan feminin sebagai simbol kesuburan juga turut diarak. Selain itu, 17 gunungan palawija dari 17 kelurahan turut meramaikan acara. Gunungan-gunungan ini segera habis dalam waktu kurang dari sepuluh menit karena antusiasme warga yang ingin mendapatkannya.

Wali Kota Damar, mengungkapkan rasa syukur atas lancarnya acara tersebut dan berharap Grebeg Getuk memberikan berkah bagi seluruh masyarakat. Ia juga memiliki komitmen untuk mengembangkan acara ini agar lebih megah di masa mendatang dan berkeinginan agar Grebeg Getuk dikenal secara nasional bahkan internasional sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Ia menekankan, usia Kota Magelang yang sudah mencapai 1.119 tahun, menunjukkan kematangan peradaban yang tinggi, bahkan termasuk salah satu yang tertua di Jawa dan seluruh Nusantara.

Seorang wisatawan asal Belgia, Benn, berbagi kekagumannya terhadap Grebeg Getuk, terutama terhadap penampilan tari Babad Mahardika yang menurutnya sangat memukau dengan gerakan dan musik tradisional gamelannya. Benn, yang telah beberapa kali mengunjungi Magelang, mendorong wisatawan asing lainnya untuk mengalami langsung keunikan budaya Magelang setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Sumber: jatengprov.go.id

Komentar