Pemprov Jateng Salurkan 270 Digester Biogas Dorong Desa Mandiri Energi

Pemprov Jateng Salurkan 270 Digester Biogas Dorong Desa Mandiri Energi Penyaluran Digester Biogas Pemprov Jateng. Sumber foto: jatengprov.go.id

Sukoharjo, Pos Jateng – Pemerintah Provinsi Jateng menyalurkan bantuan sebanyak 270 digester biogas di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kepala Dinas Enegeri dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Provinsi Jateng, Sujarwanto, mengatakan melalui program tersebut dapat mewujudkan desa yang dapat menghasilkan energi dari potensi yang dimiliki wilayahnya masing-masing.

 “Kita harus berdaulat di bidang ekonomi, berdaulat di bidang energi, air dan pangan. Maka, ada desa mandiri energi, artinya bagaimana desa itu membangkitkan energi, membakar energi, dan menggunakan energi dari potensi yang dimiliki. Biogas salah satunya,” ujar Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, Selasa (2/8).

Dilansir dari jatengprov.go.id, Sujarwanto menjelaskan biogas merupakan program energi baru terbarukan dalam membangun kekuatan energi dari potensi sumber daya alam, atau bahkan dari limbah sekalipun.

“Salah satunya yang kita kembangkan, yang kita sebut biogas. Yakni yang berasal dari kotoran ternak maupun limbah industri rumah tangga, atau limbah industri yang berpotensi untuk menghasilkan biogas,” paparnya.

Adanya bantuan digester biogas, masyarakat bisa mandiri pada aspek biogas. Sudjarwanto menunjuk hasil sejumlah rumah tangga mulai bebas dari pembelian gas elpiji. Di satu sisi ternak menghasilkan daging dan susu, kotorannya sekarang lebih cepat dan hasilkan gas yang bisa dipakai untuk memasak.

“Artinya limbahnya sekarang bisa diolah, tidak berbau, sungai bersih, dan hasilnya energi. Yakni mengatasi limbahnya dan menimbulkan daya manfaat yang lebih baik untuk masyarakat,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Peternak Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Widodo, menyampaikan bantuan ersebut menjadi stimulan bagi warga dalam mendapatkan kebutuhan gas elpiji. Bahkan gas yang dihasilan itu digunakan untuk pengembangan UMKM di desanya.

“Ada 15 rumah, digunakan UMKM ada dua yakni pembuatan cilok dan peyek. Warga terbantu menjadi stimulan pas waktu elpiji habis, untuk pengeluaran masak bisa lebih irit,” tandasnya.