Pemkot Surakarta Tegur Pedagang Pasar Klewer

Pemkot Surakarta Tegur Pedagang Pasar Klewer Pasar Klewer di Kota Surakarta, Jateng. (Foto: Google Maps/Yuliana Diyah Intani)

SURAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), melayangkan surat teguran kepada ratusan pedagang Pasar Klewer. Karena menunggak pembayaran retribusi dan iuran bulanan.

Salah seorang pedagang Pasar Klewer, Muflikatin, menyatakan, alat penarik retribusi elektronik (tap reader machine/TRM) rusak. Sehingga, dirinya dan rekan-rekannya takbisa memenuhi kewajiban.

"Kerusakannya sudah lama. Kalau rusak total enggak. Tapi, sinyalnya lemah. Kadang bisa. Kadang enggak. Tapi, banyak enggak bisanya," ujarnya.

"Bukti sudah membayar retribusi, kami menerima salinan bukti transaksi. Nah, karena enggak bisa di-tapping, ya, retribusi belum terbayar," lanjut Anggota Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) ini.

Kerusakan berlangsung sejak tiga bulan terakhir. Sementara, mereka diwajibkan melunasi tunggakan sebelum tutup buku. Pada 25 Desember 2019.

Terdapat sekitar 1.690 pedagang di Pasar Klewer. TRM terpasang di tiga lokasi. Lantai semibasemen, lantai I, dan lantai II.

Operasional alat dua di lokasi tak optimal. "Di lantai II bisa digunakan setelah pukul 12.00. Saat sinyalnya membaik," ucapnya.

"Banyak pedagang yang minta dikembalikan ke cara manual atau ditagih keliling per hari. Tapi, ya, masa mau kembali ke belakang? Mungkin mereka panik. Karena kalau sudah dapat surat teguran ketiga, kiosnya akan disegel," tuturnya.

Nilai tagihan yang diterima para pedagang bervariasi. Tergantung lama tak membayar dan ukuran kios.

Pedagang yang menempati kios ukuran 2,5x2 meter dikenaik retribusi Rp158 ribu per bulan. Sudah termasuk dana kebersihan.

Gayung bersambut. Dinas Perdagangan (Disdag) Surakarta telah menawarkan solusi alternatif: Pembayaran retribusi manual ke kantor pengelola.

Terpisah, Lurah Pasar Klewer, Edi Murdiarso, mengungkapkan, masalah muncul kala pemindahan server TRM. "Paling enggak butuh waktu tiga bulan. Jadi, alatnya susah dipakai," kata dia.

Dirinya pun meminta pedagang tetap menabung ke rekening yang telah ditentukan. Juga isi ulang (top up). Sehingga, bisa langsung membayar iuran kala perangkat kembali normal.

"Tapi, kalau enggak mau top up, ya, bisa membayar manual. Lewat kami," jelasnya, mencuplik Solopos.

Kendati ada masalah, Kelurahan berencana menambah satu perat. Guna mempermudah pelayanan kepada pedagang.