Pemkab Temanggung Akan Kembangkan Tembakau Lokal Tahan Iklim Ekstrem
TEMANGGUNG-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang, melakukan pemuliaan atau pengembangan tanaman Tembakau Kemloko, varietas lokal yang diharapkan nantinya tahan terhadap iklim ekstrem.
"Saat ini kita melakukan uji multi-lokasi kaitannya dengan pengembangan varietas untuk Kemloko 7, Kemloko 8, dan Kemloko 9," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin Zuhdi di Temanggung, Rabu.
Ia menyampaikan Temanggung mempunyai varietas tembakau asli Temanggung yang paling banyak di seluruh Indonesia. Kalau pengembangan terakhir ini sudah jadi, kata dia, maka ada 10 varietas Tembakau Kemloko.
Masrik menyebutkan terkait pengembangan tanaman tembakau ada dua program yakni pemuliaan dan pemurnian. Melalui program pemurnian maka benih tembakau yang beredar di masyarakat itu tetap terkendali, tidak tercampur dengan tanaman tembakau yang lain.
Namun berkaitan dengan pemuliaan, pihaknya tidak bisa sendiri karena ada program isolasi gen, melihat DNA-nya, kemudian dilakukan di laboratorium dan dilakukan penanaman di beberapa lokasi.
"Tanaman ini sudah siap di lapangan setelah selesai di laboratorium, inilah uji multi-lokasi yang sudah mendekati tahap akhir untuk menghasilkan Kemloko 7, Kemloko 8, dan Kemloko 9," katanya.
Ia menyebutkan sebelumnya ada varietas Kemoko 4, Kemloko 5, dan Kemloko 6 yang telah diluncurkan tahun 2017 dan sudah diminati para petani di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu.
"Menjadi kesukaan petani di daerah atas, terutama Kemloko 5 dan Kemloko 6, kandungan nikotinnya cukup tinggi dan daunnya juga lebar. Kali ini pengembangan untuk penyempurnaan lagi, kita tambahi gen atau isolat DNA yang berkaitan dengan peningkatan terhadap ketahanan iklim ekstrem," katanya.
Ia menuturkan varietas Kemloko 7, Kemloko 8, dan Kemloko 9 nanti tahan basah atau air dan tahan kering sehingga diharapkan nanti dengan kondisi apa pun tembakau Temanggung itu tetap bisa berproduksi secara maksimal.
Masrik menjelaskan untuk tanaman tembakau di Temanggung harus mewakili dua tipe, yakni tipe sawah dan tipe gunung.
"Tipe gunung kita coba di daerah Canggal Kecamatan Candiroto untuk uji multi-lokasinya dan yang sawah kita coba di dua lokasi di Walitelon Kecamatan Temanggung dan Kutoanyar Kecamatan Kedu," katanya.
Ia mengatakan hasil dari uji multi-lokasi tersebut akan selalu dilaporkan, dan nanti kalau sudah siap varietasnya dilakukan sidang pelepasan varietas, dan setelah dilepas oleh sidang itu baru sah diedarkan ke masyarakat. (Ant)