Pemkab Sragen Belum Bersurat soal Relokasi Pasar Blunder
Sragen - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah (Jateng), harus meminta izin PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, agar bisa menggunakan lahan Pabrik Gula (PG) Mojo sebagai tempat relokasi 77 kios renteng Pasar Bunder.
Pejabat Humas PTPN IX Surakarta, Jauhari, menyatakan, sampai kini belum ada surat ke direksi soal rencana penggunaan lahan PG Mojo terkait relokasi pedagang tersebut.
"Dalam rapat terakhir itu, belum ada pembahasan terkait relokasi," ujar dia melalui pesan singkat, beberapa waktu lalu.
Para pihak, katanya, masih menunggu data Badan Pusat Nasional (BPN) menyangkut status kepemilikan lahan terdampak proyek rel ganda. "Dan batas tanah Pasar Bunder," tambahnya.
Pemkab berencana merelokasi 77 kios renteng Pasar Bunder ke PG Mojo, lantaran terdampak proyek rel ganda kereta api (KA) jurusan Surakarta-Madiun. Lahan PG Mojo merupakan aspirasi pedagang, lantaran tak jauh dari Pasar Bunder.
Baca: 77 Kios-Los Pasar Bunder Sragen Akan Direlokasi
Buruknya koordinasi, pun berdampak pada proses pengukuran lahan PG Mojo, Kamis (27/12). Perwakilan Dinas Perindustrian dan Pedagangan (Disperindag) serta Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Sragen sempat didatangi petugas keamanan yang berjaga.
"Pengukuran lahan itu belum diperkenankan oleh PG Mojo, karena belum ada konfirmasi dari PTPN IX," ungkap Kepala Disperindag Sragen, Untung Sugihartono.
Dalam beberapa kali pertemuan, PG Mojo diklaim berkenan sebagian lahannya dipakai untuk relokasi. "Pengukuran itu, sekadar untuk mengetahui potensi lahan dengan jumlah pedagang yang akan kami tampung," ucapnya.
Sampai kini, kata Untung, pihaknya belum mengetahui lahan mana yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk merelokasi 77 kios pedagang. "Ini masih dalam pembahasan bersama," tandas dia.
Di sisi lain, sebanyak tujuh dari 77 kios renteng Pasar Bunder tersebut ludes "dilahap si jago merah" pada kebakaran, Selasa (25/12) sore.
Api baru bisa dipadamkan setelah satu jam lamanya kebakaran berlangsung. Diperkirakan penyebab bencana ini akibat korsleting listrik di kios makanan ringan milik Siti.