Pemkab Gunung Kidul Kaji Pembangunan Rusunawa Baru
GUNUNG KIDUL - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kajian rencana pembangunan rumah susun sederhana sewa yang baru.
Hal tersebut dilakukan setelah melihat antusiasme warga untuk tinggal di Rusunawa Karangrejek, Desa Karangrejek, Wonosari.
"Saat ini masih dalam proses dan harapannya akhir tahun perencanaan selesai disusun, dan segera diajukan ke pemerintah pusat, sehingga di 2021 pembangunan bisa dimulai,” kata Kepala Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunung Kidul Bambang Antono di Gunung Kidul, Sabtu (13/7).
Ia mengatakan, alasan untuk meminta bantuan ke pusat tidak lepas dari besaran dana pembangunan. Diprediksi dana pembangunan rusunawa baru mencapai Rp30 miliar.
"Anggaran pemkab sangat terbatas sehingga kami akan mengajukan bantuan ke pemerintah pusat, sama seperti pada saat dibangunnya Rusunawa Karangrejek,” kata Bambang.
Rencananya, rusunawa baru juga berlokasi di Desa Karangrejek. Sedangkan total luas lahan yang disediakan sebesar 12 hektare.
“Kebetulan di Karangrejek, pemkab memiliki lahan. Jadi, rencananya akan digunakan untuk membangun rusunawa yang baru,” kata Bambang.
Ia menyebut dua alasan pembangunan rusunawa baru. Pertama, program pembangunan rusunawa di Kementerian PUPR. Kedua, tingginya antusiasme masyarakat yang ingin tinggal di Rusunawa Karangrejek.
“Daftar tunggu rusunawa mencapai 400 orang. Jadi, kami menyusun rencana untuk membangun yang baru lagi melalui dana dari pemerintah pusat,” ungkap Bambang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusunawa Karangrejek, Nurgiyanto, membenarkan adanya rencana pemkab membangun rusunawa baru.
Meski demikian, pihaknya tidak ikut campur dalam kebijakan tersebut karena fokus pengelolaan Rusunawa Karangrejek.
“Kalau pembangunan baru itu kebijakan dari pemkab (DPUPRKP) karena kami hanya mengurusi pengelolaan Rusunawa Karangrejek,” kata Nurgiyanto.
Nurgiyanto tidak menampik banyaknya warga yang berminat tinggal di rusunawa. Sayangnya, karena keterbatasan kamar sewa, belum semua pemohon mendapat respons positif.
“Paling banyak pemohon ingin tinggal di lantai dua dan tiga. Memang di rusunawa masih ada sekitar delapan kamar yang kosong, tapi letaknya di lantai empat dan lima sehingga pemohon kurang berminat karena letaknya berada di atas,” imbuhnya. (Ant).