Pedagang Hewan Kurban Dilarang Berjualan di Pinggir Jalan
SUKOHARJO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), mewaspadai merebaknya pedagang hewan kurban dadakan. Khususnya di pinggir jalan. Lantaran mengganggu arus lalu lintas.
"Pedagang dadakan ini, nanti kita akan memasukkan ke dalam," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Heru Indarjo, beberapa saat lalu.
Tak sekadar itu. Satpol PP pun bakal bersinergi dengan instansi terkait. Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP). Misalnya. Untuk mengecek kesehatan hewan kurban.
Kepala DPP Sukoharjo, Netty Harjianti, menambahkan, pihaknya telah membentuk tim pemantau hewan kurban. Berasal dari jajaran internal.
"Tidak hanya (bertugas) memantau saja, tapi tim melakukan pemeriksaan. Terhadap ternak kambing dan sapi. Baik ditingkat peternak dan pasar hewan," ujar dia.
Harga Naik
Di sisi lain, harga sapi di Pasar Hewan Bekonang mulai meroket. Sebesar Rp100 ribu-Rp200 ribu per ekor per hari. Jelang Iduladha.
Kenaikan terjadi sejak sepekan lalu. Tren ini diprediksi berlangsung hingga H-7 hari raya haji. "Sepekan sebelum Iduladha, bisa sampai Rp2 juta per ekor kenaikannya," ungkap seorang pedagang asal Klaten, Siswanto (55).
Perubahan dipicu banyaknya pemburu hewan kurban. Juga terjadi untuk harga kambing jantan. "Dalam sehari bisa laku satu sampai dua ekor sapi. Kalau kambing, masih relatif stabil," ucapnya.
Harga sapi kurban, menyitir Solopos, dijual bervariasi. Mulai Rp19 juta hingga Rp25 juta per ekor.
Pedagang lain asal Boyolali, Suroto (61), mulai menambah stok sapi. Biasa dipasok dari wilayah Blora. "Saya tambah terus. Karena peminatnya bertambah," jelasnya.