November, PKL Tahu Gimbal Boleh Berjualan di Taman Indonesia
Semarang - Pedagang kaki lima (PKL) tahu gimbal dan jagung bakal diperkenankan untuk berjualan kembali di sekitar Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), 10 November 2018. Sebab, pembangunan shelter sudah rampung.
Sekretaris Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nur Kholis, berharap, para PKL mengikuti aturan berlaku. "Aturan bongkar pasang tetap berlaku. Datang bersih, pulang bersih," ujarnya di Semarang, Senin (29/10).
"Selain itu, kami harapkan untuk menjaga ketertiban kebersihan dan kenyamanan," imbuhnya. Shelter tersebut dibangun menggunakan dana bantuan sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) Bank Jateng.
Meski berterima kasih dan akan uji coba shelter, ada sejumlah keluhan dari para pedagang. Misalnya, kata Ketua Paguyuban PKL Tahu Gimbal Taman Indonesia Kaya, Purwanto, soal penggunaan sterofoam.
Alasannya, ciri khas kuliner khas Kota Semarang ini disajikan dengan piring dan dalam kondisi panas. "Kita PKL lama, ortodok, masih pakai piring. Ikon tahu gimbal, kan, gitu," jelasnya.
"Kalau terus diubah pakai sterofoam, pakai gelas, tidak boleh nyuci piring, kan, gini tidak ada lesehan. Gimana?" imbuh dia bertanya.
Ukuran dan jumlah shelter per pedagang juga dipersoalkan. Shelter dibuat untuk 42 kios, sedangkan jumlah PKL tahu gimbal mencapai 48 PKL pedagang.
"Ukuran shelter untuk Jagung bakar 1,2 meter dan PKL tahu gimbal ukurannya 1,5 meter. "Padahal, gerobak kami itu panjang 1,75 meter. Itu juga jadi kendala," ungkap Purwanto.
Kendati begitu, dia menyatakan, pedagang akan uji coba terlebih dahulu. "Jika seminggu tidak jalan, kami akan cari solusi," tandasnya.