Musim Tanam di Kudus Mundur
KUDUS - Musim tanam pertama (MT I) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), terpaksa mundur dua bulan. Lantaran debit air belum mencukupi untuk irigasi.
"Ini belum bisa ditanami. Karena belum ada air. Padahal, sebelumnya sekitar bulan 10 sudah mulai tanam," kata petani Desa Pladen, Sudirman (60), Kamis (5/12).
Dirinya terpaksa memutar otak. Agar kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi. "Ya, paling ambil uang dulu di Pegadaian," ucapnya.
Dia menggarap lahan setengah hektare. Biasnaya menghasilkan lima ton setiap panen.
Masalah serupa dirasakan petani lainnya, Jasmin (64). Padahal, hujan telah beberapa kali mengguyur Kudus.
"Tetap menunggu hujan sambil menunggu air dari irigasi Logung. Kalau hanya hujan, kelamaan," ujarnya.
"Ini sudah telat lama. Irigasi dari Logung gantian dengan desa-desa lain. Soalnya, debitnya kecil," tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kudus, Catur Sulistiyanto, membenarkannya. Pihaknya pun takbisa berbuat banyak. Karena kendala utama faktor alam.
"Curah hujan masih rendah. Sawah yang tadah hujan masih belum bisa ditanami. Kalau sawah yang irigasi, juga debitnya kecil," tutur dia.
DPP mencatat, terdapat sekitar 20 ribu hektare sawah di Kudus. Seluas 2.255 hektare di antaranya, menukil Tribun Jateng, ditanami padi sejak Oktober-awal Desember.