Mangga Arumanis Rembang Berorientasi Ekspor
REMBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong ekspor mangga arumanis dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng). Sementara dalam tahap pengembangan.
"Tahun 2020, sesuai rancangan grand design hotikultura, akan kita perluas kawasan mangga di Rembang. Setidaknya 200 hektare," ucap Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan, Liferdi Lukman, Kamis (19/9).
Upaya tersebut dilakukan, lantaran hingga kini pemasarannya masih domestik. Kementan pun bakal melibatkan pihak terkait. Dari hulu hingga hilir. "Kita ajak para pelaku usaha eksportir terlibat," katanya.
Sementara, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Rembang, Desti Muryadi, menerangkan, sentra mangga tersebar di beberapa titik. Kragan, Pancur, Lasem, Sluke, dan Sulang.
Pohon berdiri di tegalan, hamparan, dan pekarangan rumah penduduk. Ditanam pada ketinggal 60-90 meter di atas permukaan laut. Sebagian sudah berumur 15 tahun lebih.
"Produktivitas pohon berumur 15-20 tahun bisa mencapai lima kuintal per pohon. Bisa dibilang jumlah tersebut bernilai prestasi. Mengingat petani mangga di Kabupaten Rembang hanya mengandalkan pengairan tadah hujan," tuturnya.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Ngudi Rahayu, Karman, menambahkan, budi daya mangga di Desa Kerep, Kecamatan Sulang, mencapai 70 hektare. Masih ada potensi 30-40 hektare.
"Kalau mau dikembangkan lagi, masih sangat bisa. Petani juga senang tanam mangga," ucapnya via keterangan tertulis, Kamis (19/9).
Dia melanjutkan, buah mangga dipasok ke Yogyakarta. Seminggu dua kali. Volumenya 12 ton. Juga mendistribusikan enam ton setiap pekan ke Semarang.
"Harganya berkisar Rp6.000-Rp10 ribu per kilogram. Tergantung ukuran atau grade-nya," ujarnya.