Mahasiswa UGM Garap Modul Terapi ODHA
SLEMAN - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membuat program bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). ARVA-CEA. Namanya.
Inovasi tersebut meningkatkan kepatuhan ODHA. Dalam pengobatan antiretroviral (ARV). Berfokus pada tiga aspek psikologis: Penerimaan diri, perasaan welas asih, dan efikasi diri.
"Ketiga aspek psikologis ini, akan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada ODHA," ucap seorang mahasiswi UGM, Isma Syafira Pratama, melansir laman "Kampus Biru".
Baca juga:
Banyak Hoaks soal HIV/AIDS
ADHA Didiskriminasi, Sosialisasi HIV/AIDS Harus Intensif
Wabup Sleman Minta ODHA Tak Didiskriminasi
Keluarga, pengasuh (caregiver), dan ketersediaan obat. Kendala eksternal yang memengaruhi kepatuhan ODHA menjalani terapi ARV.
"Inovasi yang kami berikan dalam penelitian ini, yaitu dengan menitikberatkan pada faktor internal ODHA. Dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV," kata mahasiswi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan itu.
Riset dikerjakannya bersama kedua mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Susnanda Virginia Yosian dan Rahardian Rizal Akmal.
Berisikan modul terapi peningkatan kualitas kesadaran diri. Selain tayangan video inspiratif dari ODHA panutan (role model).
"Modul ini digunakan oleh praktisi dan psikolog. Sebagai buku panduan dalam memberikan terapi kepada ODHA," jelas Isma.
Terapi ARVA-CEA digelar selama empat sesi pertemuan. Pertama, psikoedukasi. ODHA diberikan materi mindfulness dan latihan pernapas.
Berikutnya mengenal kesadaran. Pernapasan, pikiran, dan deteksi tubuh melalui meditasi.
"Ketiga, berupa kesadaran mencintai diri sendiri. Yang mengajarkan ODHA untuk menerima keadaan dirinya, mencintai diri sendiri, dan orang lain. Melalui meditasi cinta kasih," tuturnya.
Tayangan video inspiratif. Testimoni ODHA yang sukses menjalani hidup dan patuh menjalani pengobatan ARV. Isi pertemuan pamungkas.
"Setelah itu, peserta diberikan meditasi compassionate ideal," lanjut dia. ODHA pun diminta mempraktikkan meditasi secara mandiri. Dipantau melalui buku harian.
Isma mengklaim, inovasinya sejalan dengan Program Three Zeroes. Zero new HIV infection, zero AIDS related death, dan zero discrimination.