M Nur Sukarno bujuk petani Kabupaten Pati gunakan Pupuk Biosaka
M Nur Sukarno selaku anggota komisi B DPRD Pati, membujuk petani Kabupaten Pati untuk mengganti pemakaian pupuk kimia dengan menggunakan Pupuk Biosaka Sekar Sari by Sekar Sari pada tanaman.
Menurut Sukarno, penggunaan pupuk Biosaka akan lebih menguntungkan petani karena biaya produksinya lebih murah, dan dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar.
“Kami mengajak para petani beralih ke biosaka. Sebab, biaya produksi murah tapi hasilnya cukup besar,” kata M Nur Sukarno sebagai anggota Komisi B DPRD Pati sekaligus Ketua Partai Golongan Karya (Golkar) pada Rabu (6/9).
Ajakan penggunaan pupuk Biosaka juga dimaksudkan sebagai bentuk antisipasi jika suatu saat terjadi kelangkaan pupuk kimia bersubsidi.
Anggota Komisi B tersebut menjelaskan, Biosaka merupakan ramuan larutan tumbuhan yang berperan sebagai elisitor yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus perlindungan berbasis ekologi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pupuk Biosaka ini sangat membantu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida hingga 50% sampai 90%.
Sebelumnya sudah pernah dikenalkan mengenai pupuk Organik Biosaka kepada petani melalui pelatihan di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gabus. Hasil panen dari penggunaan pupuk tersebut pada tanaman kacang hijau maupun kedelai cukup memuaskan dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia.
Selain itu, petani juga mencatat bahwa penggunaan Pupuk Organik Biosaka tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan tanah. Hal ini membuktikan keefektifan pupuk organik dalam mendukung pertanian berkelanjutan di wilayah ini.
“Petani di Pati sudah ada yang menggunakan Biosaka. Tetapi hanya sebagian kecil. Sehingga kami harap petani yang lain juga ikut menggunakan Biosaka,” imbuhnya.
Dalam penggunaan Biosaka, jelasnya, hanya membutuhkan dosis yang sedikit dalam setiap hektar lahan persawahan. Setidaknya 1,5 liter Biosaka dapat digunakan untuk satu hektare lahan sawah dengan cara penyemprotan menggunakan sistem embun. Sehingga satu genggam rumput yang dibuat biosaka dapat digunakan setidaknya untuk tiga hektare sawah.