Ketersedian Air Waduk Kedungombo Kritis

Ketersedian Air Waduk Kedungombo Kritis Waduk Kedungombo di Jateng. (Foto: Twitter/@KemenPU)

KUDUS - Ketersediaan air Waduk Kedungombo di Jawa Tengah (Jateng) tak ideal untuk irigasi. Lantaran evalasinya berkisar 79,64 meter di atas permukaan laut (DPL).

"Jika sampai awal penggelontoran dari Waduk Kedungombo melalui Bendung Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menuju areal pertanian masih di bawah 85 meter, tentunya masih mengkhawatirkan," ucap Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3) Kecamatan Undaan, Kudus, Akrab, Jumat (4/10).

Elevasi minimal 85 meter. Agar lahan pertanian masih menerima air irigasi dari Waduk Kedungombo.

Baca juga:
Kemarau di Jateng Diprediksi hingga Desember 2019
Ketersediaan Air Irigasi di Bantul Kritis
BPBD: 28 Daerah di Jateng Kekeringan

Sementara, para petani sepakat air Waduk Kedungombo digelontorkan ke lahan pertanian via Bendung Klambu Kletak per 15 Oktober 2019. Catatannya, mulai turun hujan dengan intensitas tinggi pada November.

"Jika hujannya hanya di sekitar wilayah lahan pertanian petani dan bukan di daerah tangkapan air Waduk Kedungombo, tentunya percuma. Kalaupun hujannya masih ringan, tetapi Kedungombo elevasinya maksimal, tentu petani akan tenang," tuturnya.

Untuk mengantisipasi konflik pemanfaatan air, GP3 Undaan telah menggelar pertemuan. Meminta kelompok tani (poktan) memanfaatkan air irigasi menggunakan mesin pompa dari jaringan induk.

"Kami ingatkan, sebelum air sampai hilir terpenuhi untuk pembibitan tanaman padi, jangan sampai ada yang mengoperasikan mesin pompa," katanya. Alasannya, kondisi air irigasi kritis.

Waduk Kedungombo, mengutip Antara, menjadi sumber irigasi bagi 7.634 hektare lahan. Perinciannya: Kudus seluas 5.400 hektare dan Grobogan seluas 2.234 hektare.