Kenaikan harga komoditas beri dampak perekonomian di Kabupaten Pati
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati Narso menilai, kenaikan harga pada sejumlah komoditas kebutuhan pokok, dapat memberikan dampak di sektor perekonomian di Kabupaten Pati.
Terlebih pada saat ini, masyarakat sudah dihadapkan pada persoalan kekeringan yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Sehingga untuk mendapatkan air bersih, harus membeli maupun berharap pada bantuan kiriman air dari para donatur.
”Sehingga masyarakat untuk mendapatkan air bersih, ya harus beli. Belum lagi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Imbasnya, ada pada daya beli masyarakat. Sebab kalau pendapatan tetap, ya imbasnya di daya beli,” jelasnya.
Oleh karena itu, pada kondisi yang terjadi saat ini, bisa dimungkinkan daya beli masyarakat terhadap barang-barang maupun kebutuhan mengalami penurunan.
”Suplai lokal juga harus diperhatikan oleh pemerintah daerah. Sebab biasanya, harga kebutuhan mengalami kenaikan karena dilatarbelakangi oleh suplai yang terhambat,” ungkapnya.
Sebagai informasi bahwa sejak 2 bulan terakhir, kebutuhan pokok masyarakat memang mengalami kenaikan di beberapa komoditas. Yang pertama ialah beras, yaitu beras medium ini rata-rata harganya bervariasi, Rp12.000 sampai dengan Rp14.000. Sedangkan yang premium ini kisarannya sampai Rp15.000.
Sedangkan untuk komoditas lain seperti cabai, harganya masih cenderung di bawah dan relatif turun. Dan untuk telur, dijual per kg nya mencapai Rp25.000. Untuk harga belinya dikisaran Rp22.000.
Walaupun ada sedikit selisih harga, namun secara umum tidak ada masalah. Sedangkan untuk gula, per Kamis (21/9) ada kenaikan. Yaitu per 50 kg mencapai Rp720.000. Namun demikian, meski sedikit kenaikan tetapi tidak menjadikan masalah yang berarti karena masih di batas kewajaran.