Kementan Segera Remajakan Pohon Salak Sleman
SLEMAN - Kementerian Pertanian (Kementan) akan meremajakan pohon salak seluas 150 hektare di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rencananya dilakukan pada 2020.
"Bisa dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan gerakan peremajaan tanaman dengan metode cangkok. Tanpa menggangu produktivitas," ujar Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto.
Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura, Liferdi Lukman, menambahkan, bantuan diberikan lantaran tanaman sebagian besar berusia 15-20 tahun. Seperti di Kecamatan Turi, Tempel, dan Pakem.
"Umur tanaman yang sudah tua, akan mempengaruhi produktivitas tanaman salak. Imbas dari fenomena ini adalah, turunnya produksi salak nasional," tuturnya.
Karenanya, Kementan memprioritaskan intensifikasi. Mengingat keterbatasan lahan untuk ekstensifikasi dan salak pondoh spesifik lokasi.
Disarankan tak melalui teknik anakan salak. Pangkalnya, memakan waktu hingga tiga tahun untuk berproduksi. "Kalau harus nunggu selama itu, tentu akan membuat petani tidak bergairah," kata dia.
Dengan demikian, pengembangannya diprioritaskan dengan teknik cangkok menggunakan ember di pangkal batang utama. Seperti yang telah dicoba petani setempat.
Ini diakui Ketua Kelompok Tani (Poktan) Marsudi Luhur di Kecamatan Tempel, Wakimin. Sebab, pihaknya telah mempraktikkan cangkok tanaman tua dengan dua cara dalam lima tahun terakhir.
"Metode perebahan batang pokok tingkat keberhasilannya sangat rendah. Begitu pula dengan penggunaan karung. Ketika dibuka, tanah cenderung ambrol. Mungkin karena cara tersebut menyebabkan tanaman stres. Bahkan bikin mati," tandasnya.