Jembatan Wonosobo-Banjarnegara Tak Jua Diperbaiki
Wonosobo - Warga Desa Jebenplampitan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), beberapa tahun terakhir sulit menuju Banjarnegara. Jembatan penghubung antarkabupaten putus sejak 2014 akibat banjir. Belum diperbaiki hingga kini.
Penduduk terpaksa melintasi jalur alternatif, bila ingin menuju udik sebelah: Desa Larangan, Kecamatan Pagentan. "Jaraknya mencapai 10 kilometer," ujar warga Jebenplampitan, Nardi, beberapa waktu lalu.
Lantaran tak tega melihat anak-anak sekolah dan ibu-ibu petani harus berputar jauh, warga lantas membangun jembatan darurat secara swadaya. Menggunakan bambu. Sayang, kerap hancur.
"Sepanjang 2019 ini saja, sudah ganti sebanyak 10 kali. Selain rusak, ya, karena terseret arus sungai saat hujan," ucap dia.
Nardi menerangkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo telah berulang kali ke lokasi. "Tapi tidak juga diperbaiki," keluhnya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pun telah ke sana. Mengecek kondisi jembatan gantung sepanjang 67 meter. Juga mencoba dan mendengar keluhan warga.
"Pemkab beberapa kali ke sini dan jembatan belum juga jadi. Maka, saya pastikan jika gubernur yang ke sini, pasti beres," klaimnya melalui keterangan tertulis.
Meski begitu, dia tak memastikan kapan proyek rehab dikerjakan. Cuma menerangkan, pembangunan butuh waktu. Tak bisa langsung. Harus masuk anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dahulu).
"Kalau menggunakan APBD provinsi, harus menunggu tahun depan. Paling cepat pada anggaran perubahan (APBD-P 2019, red)," katanya.
Bisa lebih cepat, kalau ditangani pemerintah pusat. Menggunakan anggaran pascabencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Biaya rehab total memakai APBD provinsi ditaksir mencapai Rp600 juta. Namun, dana bisa mencapai Rp2,5 miliar, jika membangun jembatan permanen dengan dana pascabencana.