Jateng Jajaki Kerja Sama dengan Suriname
Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menjajaki peluang kerja sama dengan Suriname. Namun, perlu strategi khusus, mengingat jarak keduanya cukup jauh.
"Kita harus ofensif di sisi perdagangan. Misal, garmen, military uniform. Kan, juaranya Indonesia dan ada di Jateng," ujar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (12/2).
Menurut dia, peluang lebih menggiurkan bila Pemprov Jateng mengirim tenaga-tenaga ahli. Dicontohkannya dengan pengukir di Jepara yang melimpah, namun terpaksa banti setir karena serbuan industri.
"Yang mereka butuhkan ahli kayu, bukan mereka jual ke kita, tapi indirect. Kita ajarkan, tapi silakan kamu jual ke negara lain, jangan ke Indonesia, karena punya kita lebih bagus," terangnya.
Sementara, Duta Besar RI untuk Suriname dan Republik Guyana, Julang Pujianto, mengungkapkan, 14 persen penduduk Suriname merupakan keturunan Jawa. Faktor ini, menjadi daya dukung untuk bermitra. "Peluang kerja sama dengan provinsi Jawa Tengah sangat besar," ungkapnya.
Adapun peluang besar untuk bekerja sama, seperti sektor teknik serta bantuan peningkatan kapasitas industri dan furnitur. Juga pengembangan hutan mangrove.
"Pemerintah Suriname sangat berminat untuk kerja sama itu. Terlebih, Jawa Tengah punya wilayah yang ahli di sektor furnitur," kata dia. Sebesar 80 persen wilayah Suriname masih berupa hutan dan masih kekurangan tenaga ahli pengolahan kayu.
Untuk sektor pariwisata, ungkap Julang, KBRI Republik Suriname memiliki Family Pilgrim trip. Yaitu, program wisata dari Suriname ke Indonesia guna mengingat atau mengunjungi kembali keluarganya.
"Memang ini tidak mudah karena, harus melacak. Tapi teknologi program itu, kita upayakan. Ini sudah ada setiap tahun sekali," urainya.
Family Pilgrim Trip diadakan rutin setahun sekali. Program sudah berjalan tiga tahun. Ada 30 peserta per pemberangkatan dan diajak keliling Jakarta, Bali, serta kota-kota di Jawa Timur (Jatim) dan Jateng.
"Pak Gubernur tadi ingin jika dimungkinkan, bisa ditingkatkan dan programnya lebih diisi. Misalnya, di suatu wilayah disiapkan benar acaranya. Jika memungkinkan, ada keluarga atau dulu yang ada hubungan leluhur," tutup Julang.