Jateng Antisipasi Demam Babi Afrika
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mengantisipasi peredaran demam babi Afrika (ASF). Lantaran menjadi salah satu penyangga kebutuhan daging babi untuk daerah lain.
Kabid Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Jateng, Abdullah, menyatakan, pihaknya melakukan biosekuriti. Salah satunya dengan memperketat pengawasan di perbatasan.
"Jateng memiliki 10 pos lalu lintas ternak yang memeriksa semua ternak. Termasuk babi," katanya, beberapa waktu lalu.
"Jika kendaraan pengangkut ternak ini tidak melalui jalur yang umum, misalnya jika lewat jalan tol saja, sudah tidak terpantau. Maka, dinas akan memperketat izin pengangkutan ternaknya," imbuh dia.
Isolasi, sanitasi, pengendalian hama, dan pembuangan bangkai babi. Langkah biosekuriti lain yang dilakukan Dinas PKH Jateng.
Menurutnya, perlu kesamaan persepsi dan pola pandang. Untuk mengantisipasi ASF menjangkiti hewan ternak di Jateng.
Abdullah melanjutkan, sampai kini pihaknya belum menemukan adanya kasus ASF di Jateng. Namun, mencuplik Solopos, telah membuat peternak resah.
Virus ASF kali pertama ditemukan di Kenya pada 1921. Hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinya. Kendati tak menginfeksi manusia.