Investasi di Batang Terkendala RTRW
BATANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah (Jateng), berencana mengadakan bazar bisnis. Guna meningkatkan ekonomi dan memberikan peluang pengusaha lokal.
"Ini bukan untuk egosektoral. Karena hari ini ruang industri sudah 80 persen. Yang 20, tidak sampai satu tahun sudah selesai," ujar Bupati Batang, Wihaji.
Dia mengklaim, akan banyak industri anyar di Batang pada 2021. Lantaran ada yang telah beroperasi pada awal hingga medio 2020.
"Tumbuhnya industri menjadi lompatan pertumbuhan ekonomi. Batang pertumbuhanya di atas provinsi dan Indonesia. Yakni, sebesar 5,72 untuk investasi. Nomor dua di Jateng," tutur dia.
Dirinya berharap, masyarakat Batang memanfaatkan pertumbuhan industri dan ekonomi. Agar tak menjadi penonton di daerah sendiri.
"Tahun 2021 ada sekitar 8.000-10 ribu tenaga kerja baru di Batang. Itu menjadi pangsa pasar untuk membuka bazar bisnis di bidang ritel, hiburan, dan wisata," ucapnya.
Wihaji sesumbar, pemkab bakal mempermudah proses perizinan. Pun menyiapkan lahan industri seluas 3.500 hektare.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang, Sri Purwaningsih, menambahkan, investor menanamkan modal di berbagai sektor. Seperti industri, perumahan, pertanian, peternakan, perdagangan, dan pariwisata.
"Berdasarkan data kami, sudah tercatat 372 perusahaan yang mendaftar izin. Dengan nilai investasi lebih dari Rp67 triliun," katanya, menyitir Tribun Jateng.
Kendati begitu, beberapa di antaranya menemui kendala. Mengingat Peraturan Daerah tentang Rencana Tatar Ruang Wilayah (Perda RTRW) belum disahkan," tuntas Sri.