Indeks Pembangunan Desa Jateng 2018 Membaik
Semarang - Indeks Pembangunan Desa Jawa Tengah (IPD Jateng) 2018 meningkat dibanding tahun 2014 menjadi 67,37. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tersebut naik 2,54 poin dari IPD 2014 sebesar 64,83.
Dari lima daftar penyusun IPD, empat indeks "hijau". Cuma indeks pelayanan dasar yang menurun dari 67,86 pada 2014, menjadi 66,9.
Adapun indeks penyelenggaraan pemerintah desa, menjadi yang tertinggi dengan skor 82,53. Angka itu, melonjak 7,61 poin dibandingkan posisi empat tahun sebelumnya, 74,92.
Secara umum, IPD Jateng masih berada di posisi lima besar. Peringkatnya di bawah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Jawa Barat (Jabar), dan Sumatra Barat (Sumbar). Kendati begitu, nilai yang diperoleh berada di atas IPD nasional sebesar 59,36.
Sebagai informasi, pendataan potensi desa (podes) diadakan tiga kali tiap 10 tahun. Ada 83.931 wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa se-Indonesia dalam podes 2018. Detailnya, 75.436 desa, 8.444 kelurahan, dan 51 Unit Pemukiman Transmigrasi/Satuan Permukiman Transmigrasi (UPT/SPT).
IPD untuk mengetahui tingkat perkembangan desa dengan status tertinggal, berkembang, dan mandiri. Hasil IPD 2018, adalah 14.461 desa tertinggal (19,17 persen), 55.369 desa berkembang (73,4 persen), serta 5.606 desa mandiri (7,43 persen).