Hari Jadi Boyolali Akan Dirayakan saat Lebaran
Alun-alun Kidul, Kabupaten Boyolali, Jateng. (Foto: Google Maps/Muhammad Aziz)
BOYOLALI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), berencana memperingati hari jadinya ke-172 pada 5 Juni 2019. Bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri.
"Upacara hari jadi akan diselenggarakan setelah salat Id. Di Masjid Agung," ujar Sekretaris Daerah Boyolali, Masruri, Jumat (31/5).
Rencananya upacara digelar di depan Pendopo Alit. Peserta laki-laki bakal mengenakan pakaian kejawen jangkep. Sedangkan perempuan memakai kebaya nyamping wiru. "Selesai upacara, salam-salaman," ucap dia.
Tak seluruh aparatur sipil negara (ASN) akan mengikuti upacara. Hanya pejabat eselon II, III, dan IV.
Pemkab Boyolali telah menyiapkan serangkaian kegiatan hari jadi. Diawali niti tilas Ki Ageng Pandanaran di Kali Gede.
"Ada acara budaya dan pengiriman doa untuk Ki Ageng Pandanaran dari Pondok Pesantren Sunan Pandan Arang, Tanduk, Ampel. Diikuti 172 santri," kata Masruri.
Berikutnya ziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran di Bayat dan silaturahmi dengan mantan kepala daerah. Juga diadakan sidang isbat bagi pasangan yang belum memiliki surat nikah resmi.
Menuai Protes
Sayangnya, rencana itu menuai polemik. Khususnya Forum Umal Islam Boyolali (FUIB). Mereka berkeberatan.
Sejumlah orang dari FUIB mendatangi kantor Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali hari ini. Kedatangan mereka langsung diterima oleh Sekda, Masruri dan sejumlah pejabat eselon II.
Ketua FUIB, Hufron Rofa'i, pihaknya telah memberikan dua usul kepada pemkab. Pertama, soal ketaksetujuan tanggal pelaksanaan hari jadi Kabupaten Boyolali. Kedua, meminta upacara diundur.
"Masukkannya cuma dua itu saja. Semoga nanti bisa dipertimbangkan," harapnya. Dia beralasan, Lebaran merupakan hari sakral. Untuk bersilaturahmi.
Bila disibukkan dengan acara kenegaraan, dirinya khawatir, mengurangi makna kesakralan. Meski begitu, keputusan akhir diserahkan kepada pemkab. "Monggo. Terserah," tukas Hufron.