Gus Yasin: Mbah Maimoen dan Abdul Somad Tak Bicara Politik

Gus Yasin: Mbah Maimoen dan Abdul Somad Tak Bicara Politik Ustaz Abdul Somad. (Foto: Ist)

SEMARANG - Pertemuan antara ulama karismatik Kiai Haji (KH) Maimoen Zubair dengan Syekh atau Ustaz Abdul Somad (UAS) dipastikan tidak membicarakan politik praktis.

Hal tersbeut dikonfirmasi langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin). Dia menerangkan, tidak ada perbincangan politik praktis, kecuali politik kebangsaan dan keorganisasian. Pasalnya, pertemuan tersebut murni salah satu perjalanan spiritual Abdul Somad yang semakin dekat dengan Nahdlatul Ulama.

"Sudah lama beliau (Syekh Abdul Somad) ingin ke NU, namun karena ada catatan-catatan dari teman-teman di NU dan itu yang membuat beliau tidak bisa masuk. Tapi karena banyaknya teman beliau aktivis NU akhirnya menjadikan beliau seperti ini, sudah lama kami tidak mendengar ceramah beliau yang seperti dulu," kata Gus Yasin.

Menurutnya, pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana santai dan UAS lebih banyak mendengarkan Mbah Moen. "Tujuan beliau meminta silsilah keilmuan dari Mbah Moen yang sampai kepada Rasulullah," ujarnya.

Selain itu, Mbah Moen banyak menyampaikan wawasan kebangsaan mengenai sejarah Indonesia dan Islam di Nusantara. Termasuk di dalamnya terkait fondasi hukum tanah air hingga masuknya Islam ke Indonesia melalui Pulau Sumatera dan berkembang pesat di Jawa.

Usai pertemuan, kata dia, UAS mengucapkan rasa syukur karena bisa bertemu Mbah Moen yang memberikan pencerahan dan wacana berbeda. Seperti diketahui, sebelum bertemu dengan Mbah Moen di rumah dinas Wagub Jateng di Semarang, Sabtu (9/2) siang, UAS lebih dulu berkunjung ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya.

Dalam pertemuan tersebut, Habib Luthfi bin Yahya membaiat UAS dan memberikan gelar syekh menggantikan sebutannya terdahulu, yakni ustaz. 

"Meski sempat punya pemikiran berbeda, namanya orang kan pasti berubah. Nah sekarang sudah sama dengan kita, ya mari kita rangkul, kalau itu baik ya harus kita terima. Bukan karena politik lima tahunan tapi untuk menjaga NKRI," ungkapnya. (Ant)