Gus Yasin Dorong Santri Maksimalkan TI
BATANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin, berharap, santri mengembangkan kreativitas dengan maksimal. Juga memaksimalkan teknologi informasi. Dus, ekonomi pondok pesantren (ponpes) akan bangkit.
"Penting bagi santri untuk bisa melek IT. Agar dapat menjawab tantangan ekonomi ke depan. Kita harus kreatif memang," ujarnya sela acara Forum Koordinasi Pondok Pesantren (FKPP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah se-Jateng di Ponpes Darussalam, Kabupaten Batang, Rabu (31/7).
Menurutnya, memaksimalkan potensi tak perlu dengan meninggalkan pondok. Dicontohkannya dengan acara FKPP bertajuk "Meneguhkan Kemandirian Ekonomi Pesantren di Era 4.0".
Dalam kegiatan itu, Panggung didesain semenarik mungkin. Rancangan tersebut merupakan peluang usaha. Jika santri membuka jasa dekorasi panggung. Bisa dipromosikan melalui internet.
"Di sela-sela waktu luang, bisa jualan online. Alhamdulillah, sedikit-sedikit bisa menambah penghasilan," ucap politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Dirinya pun mendorong toko kelontong yang dikelola ponpes "naik kelas". Menjadi ritel. Dengan memanfaatkan internet untuk dan penataan produk apik, diyakininya produk unggulan ponpes semakin dinikmati masyarakat.
"Kita 'lari'. Untuk mengejar ketertinggalan itu. Adik-adik santri, ayo! Kita kembangkan kreativitas kita. Untuk mendapatkan income," seru Gus Yasin, nama akrabnya.
Dia melanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menjalin kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Demi kemandirian ekonomi ponpes. Seperti melalui pemberian fasilitas sertifikat halal.
Hal tersebut, sesumbarnya, bisa mendatangkan konsumen lebih banyak. "Bisa dijual di mana pun dengan aman," katanya.
Bupati Batang, Wihaji, menambahkan, para santri jangan sekadar mempelajari ilmu agama. Namun, mesti memaksimalkan kreativitas dan keterampilan. Memanfaatkan teknologi.
Dirinya menerangkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang menginisiasi Program 1.000 Wirausaha Baru. Diharapkan para santri berpartisipasi.
"Kita tidak boleh hanya mengandalkan bekerja di perusahaan tertentu. Tapi kita harus punya usaha," pungkasnya, mengutip laman resmi Pemprov Jateng.